China Dukung Uni Eropa Mediasi Konflik Ukraina
China menegaskan berpihak pada perdamaian.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendukung berbagai upaya yang dilakukan Uni Eropa dalam memediasi konflik yang terjadi di Ukraina. China menegaskan berpihak pada perdamaian dan berperan konstruktif sesuai dengan caranya sendiri.
"Dalam situasi saat ini, yang penting mencegah meningkatnya dan meluasnya krisis, berkomitmen mendukung pembicaraan damai, dan mewaspadai munculnya risiko konfrontasi blok," kata Presiden China Xi Jinping saat menerima kunjungan resmi Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Balai Agung Rakyat, Beijing, Kamis (1/12/2022).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya bertukar pendapat mengenai krisis Ukraina. "Penyelesaian krisis politik yang paling baik sesuai dengan kepentingan Eropa dan kepentingan bersama semua negara di Eropa dan Asia," kata Xi sebagaimana pernyataan tertulis yang dikirimkan oleh Kementerian Luar Negeri China (MFA).
Xi menegaskan sikap China yang berpihak pada perdamaian dan berperan konstruktif sesuai dengan caranya sendiri. Pemimpin tertinggi Partai Komunis China (CPC) itu juga menekankan bahwa pemerintahannya berkomitmen mendukung pembangunan bersama komunitas masyarakat internasional untuk masa depan dan tidak sedang mencari hegemoni atau melakukan ekspansi pengaruh.
"Modernisasi dan integrasi China dan Eropa sudah menjadi pilihan terkait dengan visi masa depan mereka. Harus ada saling pengertian dan dukungan antara kedua belah pihak," kata Xi.
Sementara itu, Charles Michel mengatakan bahwa EU tetap berkomitmen membangun kapasitasnya sendiri.
EU menjunjung tinggi kebijakan Satu China dan menghormati kedaulatan integritas wilayah China serta tidak akan turut campur urusan dalam negeri China, demikian Michel sebagaimana dirilis MFA.
Ia juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden China Jiang Zemin pada Rabu (30/11/2022) siang.
Pada awal pertemuan, Xi sempat menyinggung Jiang Zemin yang sangat berperan penting dalam peningkatan hubungan China-Uni Eropa dan mampu berinteraksi dengan baik dengan para pemimpin negara-negara di Eropa, termasuk keberhasilandalam membangun mekanisme KTT China-Uni Eropa.