Pelatih Australia Klaim Memiliki Tiga Keuntungan Jelang Laga Kontra Argentina
Australia tampil impresif sepanjang babak penyisihan.
REPUBLIKA.CO.ID, AL RAYYAN -- Pelatih Australia, Graham Arnold bereaksi jelang duel berkelas di depan mata. Timnya akan meladeni Argentina pada babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Partai tersebut berlangsung di Ahmad bin Ali Stadium, Al Rayyan, Ahad (4/12) dini hari WIB. Menurut Arnold, ada tiga hal yang menguntungkan mereka jelang pertandingan ini. Pertama, the Socceroos hanya memiliki jeda dua hari menuju pertarungan kontra Raksasa Amerika Selatan itu.
Entah mengapa, sang arsitek justru menyukainya. Dengan begitu pikiran mereka benar-benar terfokus pada persiapan di lapangan. Tak ada waktu untuk membayangkan seberapa dahsyat kekuatan La Albiceleste.
"Kami tidak duduk selama lima hari dan bertanya-tanya tentang lawan kami atau dalam hal ini Argentina," kata Arnold, dikutip dari ftbl.com.au.
Berikutnya, sedikit banyak ia memiliki gambaran cara bermain La Albiceleste. Menurutnya, tim peringkat ketiga FIFA itu mempunya dua cara yang sering diterapkan. Pertama, anak asuh Lionel Scaloni mencoba bermain lambat terlebih dahulu.
Dengan begitu, kubu rival seringkali terbawa suasana. "Tetapi ketika anda santai, saat itulah mereka memukul anda," ujar Arnold.
Ia meminta anak asuhnya agar siaga sepanjang pertandingan. Bahaya bisa muncul setiap saat. Ada banyak sosok yang bisa menjadi pembeda di skuat Argentina.
Justru ini menjadi keuntungan ketiga untuk Australia. Arnold tak perlu mengajari pasukannya bagaimana tampil di laga seperti ini. Terutama ketika berhadapan dengan salah satu favorit yang dihuni para pemain kelas dunia.
"Sangat menginspirasi bagi Australia untuk bermain melawnan mereka. Saya percaya, anda akan melihat yang terbaik dari setiap pemain saya di lapangan," ujar juru taktik 59 tahun itu.
Australia tampil impresif sepanjang babak penyisihan. Setelah dikalahkan Prancis pada partai perdana Grup D, the Socceroos bangkit dalam due pertandingan selanjutnya. Mathew Ryan dkk berjaya atas Tunisia dan Denmark.