PVMBG Nyatakan Aktivitas Gunung Semeru Cenderung Mereda

Status Gunung Semeru masih dalam keadaan awas.

AP Photo/Trisnadi
Foto udara yang diambil dengan drone ini menunjukkan tim penyelamat sedang memeriksa kerusakan di sebuah desa yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Senin, 5 Desember 2022. Kondisi cuaca yang membaik pada Senin memungkinkan tim penyelamat melanjutkan upaya evakuasi dan pencarian korban setelah gunung berapi tertinggi di pulau terpadat di Indonesia meletus, dipicu oleh hujan monsun.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan aktivitas erupsi vulkanik Gunung Semeru, Jawa Timur, saat ini sudah cenderung mereda.

"Aktivitas Gunung Semeru sejak kemarin (4/12/2022), pukul 13.30 WIB cenderung mereda. Hari ini, pada sekitar pukul 12.00 WIB terjadi awan panas kecil mencapai jarak tujuuh kilometer dan pada pukul 12.25 WIB terjadi lahar dingin tidak terlalu besar selama lebih kurang dua jam," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran dengan jangkauan sejauh tujuh kilometer pada Minggu (4/12/2022), pukul 02.46 WIB.Pada pukul 12.00 WIB, PVMBG mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level II atau Awas.

Keputusan itu diambil agar warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Semeru mengosongkan daerah mereka dan mengevakuasi diri menuju pengungsian yang telah disediakan di daerah yang aman dari jangkauan erupsi. Dengan demikian, tidak menimbulkan korban jiwa bila sewaktu-waktu gunung api tersebut meletus.

PVMBG memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan peningkatan status Gunung Semeru menjadi Awas, yakni tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap lontaran batu (pijar).

Selain itu, warga mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca Juga


Baca juga : Pemkab Lumajang: Hunian Relokasi Bukan Zona Merah Erupsi Semeru

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler