Jelang Natal 2022, Harga Telur di Tangsel Rp32 Ribu per Kg
Kenaikan harga telur di Tangsel terjadi dalam seminggu terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN – Sejumlah harga pangan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami kenaikan menjelang momen Natal 2022. Salah satunya yang paling kentara yakni harga komoditas telur yang terpantau bergerak di angka Rp32 ribu per kilogram (kg).
“Harga telur sekarang Rp32 ribu per kg. Sebelumnya ya sekitar Rp28 ribu. Naik sejak semingguan ini lah kira-kira,” kata Teti (67), salah satu pedagang sembako saat ditemui di Pasar Serpong, Tangsel, Senin (5/12/2022).
Teti menuturkan, kenaikan harga telur tidak lain lantaran akan mendekati momen Natal yang mana kebutuhan masyarakat terhadap sejumlah bahan pokok meningkat. Dia menyebut memang harga dari agennya sudah naik, sehingga mau tidak mau dirinya juga menaikkan harga untuk mengambil keuntungan.
“Katanya (agen) faktor kenaikannya karena stoknya minim, tapi permintaan tinggi. Yang jelas karena mau Natalan, kan orang-orang sudah bikin kue dan sebagainya, jadi stoknya kurang,” jelasnya.
Menurut penuturannya, harga telur diprediksi akan bertahan di angka Rp32 ribu per kg setidaknya mendekati Hari Natal. Nantinya kemungkinan harga telur akan kembali turun.
“Kalau sampai akhir tahun enggak sih kayaknya (angka bertahan di Rp32 ribu per kg), tapi seminggu mau Natal turun. Ya sama kayak pas momen Lebaran, kan Lebaran juga naik, pas sebelum puasa tinggi-tingginya, pas puasa turun,” ungkapnya.
Tak hanya telur, Teti mengatakan bahan pokok lainnya seperti minyak, juga mengalami kenaikan saat ini. Harga minyak goreng kemasan 2 liter saat ini bergerak di angka Rp15.500. Sementara itu, minyak goreng curah saat ini seharga Rp16 ribu.
“Minyak kemasan dibanderol harga Rp14 ribu, disuruh (pemerintah) jual Rp14 ribu, tapi dari agen saja dijualnya lebih dari itu. Lalu jadinya saya jual ke pembeli Rp15.500. Subsidi sudah habis. Dua bulan doang turunnya (harga minyak) pas menteri baru (Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan), terus naik lagi,” tuturnya.
Teti mengaku mengeluhkan kenaikan sejumlah bahan pokok. Pasalnya, hal tersebut membuat beberapa pelanggannya menjadi enggan untuk membeli. “Mengeluh karena yang beli begitu tanya harganya berapa, jadinya enggak jadi beli,” keluhnya.