BKKBN: Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Peringkat 130 Dunia
Peringkat EQ Indonesia menduduki nomor enam di ASEAN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan Indeks Pembangunan Manusia (human capital index) Indonesia menduduki peringkat 130 dari 199 negara di dunia.
"Data dari The World Bank mengatakan human capital index Indonesia masih di urutan 130 dari 199 negara, begitu juga dengan peringkat EQ kita yang menduduki peringkat enam di ASEAN," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Forum Nasional Stunting di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Hasto menuturkan angka stunting yang sekarang masih 24,4 persen merupakan cerminan dari rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan capaian indeks yang rendah itu, stunting ini menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam pembangunan.
Berdasarkan arahan Presiden dan Wakil Presiden, pada tahun 2024, Indonesia harus bisa mencapai angka stunting 14 persen. Dari beberapa tahun sebelum tahun 2022 ini, penurunan stunting belum pernah melewati angka dua persen per tahun.
"Sesuai arahan Bapak Wapres di tahun 2022 ini, diharapkan optimalisasi penurunan angka stunting bisa mencapai tiga persen, sehingga bisa diproyeksikan tahun 2024 bisa mencapai angka 14 persen," ujarnya.
Beberapa upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pengentasan stunting yakni menyediakan data keluarga berisiko stunting secara by name by address dan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sudah tersebar hingga kabupaten/kota.
"Ketiga kami juga memberikan pendampingan semua calon pengantin sebelum masuk usia subur dan melakukan surveilans pada kasus stunting yang khusus. Bagi kasus stunting yang sulit maka dilakukan audit di seluruh kabupaten/kota di Indonesia," ujarnya.
BKKBN juga mulai menggerakkan tokoh agama untuk menyebarkan materi stunting dalam setiap dakwahnya seperti di DI Yogyakarta dan Brebes, Jawa Tengah. Program itu akan diperluas di seluruh wilayah pada tahun 2023.
Kemudian dalam menjalin kerja sama antar kementerian/lembaga, bersama dengan Kementerian PUPR, BKKBN mulai mengunjungi rumah keluarga berisiko stunting untuk melihat kepemilikan jamban dan sanitasi.
Bersama Kemendagri, regulasi anggaran di daerah kini dapat dikonvergensikan untuk masalah stunting. Sementara tahun depan, rencananya pemerintah akan memberikan makanan tambahan pendamping ASI pada target sasaran.