Erupsi Gunung Semeru, 699 Warga Masih Mengungsi

Sebagian pengungsi lainnya mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing.

Antara/Seno
Sejumlah relawan memasak sajian berbuka puasa untuk pengungsi awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di posko pengungsian Lapangan Desa Penanggal, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (6/4/2022). Posko dapur umum Tagana Provinsi Jawa Timur menyiapkan 450 bungkus sajian berbuka puasa dan sahur bagi pengungsi APG Gunung Semeru.
Red: Ilham Tirta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian setelah erupsi Gunung Semeru pada Ahad (4/12/2022). Sebagian pengungsi lainnya mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing.

"Hingga saat ini, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga



Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat 29 ekor ternak mati, 71 hektar lahan pertanian terdampak, 2 unit jembatan terdampak, 3 kilometer ruas jalan terdampak, satu fasilitas pendidikan terdampak dan empat tempat ibadah terdampak.
Hingga saat ini erupsi Gunung Semeru masih berlangsung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut). "Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik," katanya.

Ia menambahkan, erupsi Gunung Semeru yang ditandai dengan adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga sejauh 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan. Lima desa terdampak itu yakni Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro, serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.

Ia meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Gunung Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau awas sejak Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. Karena itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab, wilayah itu berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

Baca juga : Ledakan Terjadi di Kantor Polsek Astanaanyar Bandung, Diduga Bom Bunuh Diri

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler