Menkes Pastikan Transformasi Budaya Kerja di Kemenkes Berjalan
Transformasi untuk meningkatkan integritas pegawai dan mencegah terjadinya korupsi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin melakukan transformasi budaya kerja di internal Kemenkes. Menurutnya, transformasi budaya kerja dilakukan untuk meningkatkan integritas pegawai dan mencegah terjadinya korupsi, kolusi, dan nepostisme.
Budi mengatakan, transformasi Kemenkes yang paling penting adalah merubah budaya kerja. “Tugas saya adalah transformasi sistem kesehatan nasional dan kita punya 6 pilar. Tapi saya tahu transformasi ini hanya bisa berjalan dan berkesinambungan kalau internal Kementerian Kesehatan-nya juga melakukan transformasi,” ujar Budi melalui keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).
Menurut Budi, untuk bisa mengubah budaya kerja di Kemenkes tidak diperlukan waktu sampai 5 tahun. Budaya kerja bukan sesuatu yang dihasilkan hanya dengan melihat di slogan di poster atau layar komputer. “Budaya kerja itu tidak ada di sana, budaya kerja baru berhasil kalau ada di hati dan diwujudkan dengan prilaku ,” kata Menkes Budi.
Suatu institusi dibilang budaya kerjanya bagus bukan dari nilainya, melainkan semua orang sudah bisa merasakannya. “Budaya profesionalisme penting, dan di dalamnya ada budaya terkait integritas yang lebih penting lagi, dan prilaku anti korupsi masuk ke integritas itu,” kata dia.
Inspektur Jenderal Kemenkes drg Murti Utami mengatakan, rangkaian kegiatan Hakordia ini tidak terlepas dari pilar ke-7 yang selalu digaungkan oleh Menteri Kesehatan. Pilar transformasi ke-7 adalah pilar bagaimana mentransform budaya kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.
“Kami sangat meyakini bahwa transformasi dari budaya kerja ini tidak terlepas dari budaya anti korupsi,” ujarnya.