Susianah Affandy Raih Penghargaan Perempuan Inspirasi Indonesia 2022
Kiprah Susianah di masyarakat berjalan linier dengan program studi yang digelutinya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susianah Affandy meraih banyak hal hingga pintu gerbang kepemimpinan nasional pada tahun 2022. Di tahun ini, Susianah mendapatkan banyak promosi kepemimpinan nasional, bahkan internasional.
Pertama, Susianah terpilih sebagai Sustainable Development Advisor pada General Assembly International Council Of Women yang diselenggarakan pada 15-23 Mei 2022 di Avignon, Prancis. Terpilihnya Susianah melalui aklamasi dalam pemilihan Standing Committee Organisasi International Council Of Women yang dihadiri 81 negara.
Kedua, pada 15 Juni 2022, Susianah mendapatkan promosi jabatan sebagai Tenaga Ahli Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) RI setelah melalui seleksi terbuka. Ketiga, pada 14 Agustus 2022, ia berhasil lulus dalam promosi doktor Ilmu Politik di Universitas Nasional.
Usai purna sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susianah tetap menekuni dan mengabdi dalam perlindungan anak, khususnya pada bidang kesehatan. Sebagai Tenaga Ahli Sekretariat Wapres RI, wanita usia 44 tahun ini memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan advokasi dan koordinasi penggerakan lapangan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat.
Atas kirah Susianah tersebut, Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) menganugerahkan Penghargaan Sebagai Perempuan Inspirasi Indonesia bersama tokoh perempuan nasional lainnya pada Rabu, 7 Desember 2022, bertempat di Kementerian Perindustrian RI. Piagam Penghargaan diberikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat, MM.
"Sebagai Tenaga Ahli TPPS Sekretariat Wakil Presiden, Susianah berhasil menjalankan peran kepemimpinan di tingkat nasional sehingga menggerakkan multisektor dalam percepatan penurunan stunting. Dalam tugasnya, ia telah berhasil menyusun skenario dan strategi koordinasi, konvergensi, dan sinkronisasi dari berbagai program atau kegiatan percepatan penurunan stunting yang tersebar di kementerian atau lembaga," ujar Lestari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/12/2022).
Susianah, kata Lestari, juga menyusun skenario dan strategi konvergensi, advokasi, dan pengawalan pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting di tingkat daerah dan lini lapangan. "Sebagai tokoh perempuan yang pakar di bidang kepemimpinan dan penggerakan masyarakat, ia berhasil menyusun skenario penggerakan potensi, modal sosial, dan kearifan lokal dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif."
Menurut Lestari, kiprah Susianah di masyarakat berjalan linier dengan program studi yang digelutinya selama pendidikan sarjana yakni Pengembangan Masyarakat Islam. Pun demikian program studi jenjang magiser Sosiologi Pedesaan IPB membuat Susianah dapat menggerakkan kelembagaan masyarakat yang ada di desa dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam implementasi di lapangan, sambung Lestari, Susianah dapat mengintegrasikan potensi masyarakat dengan program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting. "Semangat konvergensi sebagaimana mandat Perpres 72 tahun 2021 ia jewantahkan dalam kebijakan organisasi kemasyarakatan."
Seperti misalnya sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia, Susianah memimpin langsung program penggerakan lini lapangan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Cegah Stunting seluruh Indonesia. Lestari menambahkan, Susiana memimpin langsung program dan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk mencapai terwujudnya pilar kedua, yakni pilar perubahan perilaku. "Para pemimpin organisasi perempuan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota ia bekali dengan materi-materi penggerakan lapangan dalam layanan gizi spesifik dan sensitif," jelasnya.
Selain itu, lanjut Lestari, sebagai wujud komitmen dalam menyosong Indonesia Emas Tahun 2045 dan untuk melahirkan generasi dengan kualitas SDM unggul bebas stunting, Susianah menggerakkan organisasi perempuan melakukan penggerakan lini lapangan yakni, pertama berpartisipasi aktif dalam penguatan kesejahteraan keluarga dengan kelompok sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-xalin, dan anak baduta melalui kegiatan KIE tentang kesehatan dan pengasuhan anak berbasis keluarga.
Kedua, bersama-sama organisasi perempuan, Susianah mendukung dan berpartipasi dalam upaya perlindungan ibu dan anak pada masa 1.000 hari pertama kehidupan melalui tata laksana intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam layanan kesehatan dasar dan layanan sosial binaan organisasi. "Dan ketiga, bekerja sama dengan sektor-sektor kesehatan, layanan sosial, tokoh agama, dunia usaha, akademisi di tingkat desa untuk memastikan keluarga berisiko stunting mendapatkan rujukan sebagaimana ketentuan perundangan yang berlaku," kata Lestari menjelaskan.