Ketika Penggemar The Three Lions Serukan ‘Bebaskan Palestina!’ Saat Piala Dunia
Dia dinilai telah memulai tren dan menjadi salah satu pahlawan Piala Dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Penggemar tim sepak bola Inggris Martin Near meneriakkan ‘Falasteen hurra!’ (bebaskan Palestina!) dalam wawancara televisi berbahasa Arab, Middle East Eye (MEE). Dia dinilai telah memulai tren dan menjadi salah satu pahlawan Piala Dunia yang tidak terduga.
Dilansir dari MEE, saat diwawancarai, Near sedang merayakan kemenangan Inggris atas Wales 3-0 yang membuat The Three Lions lolos untuk bertemu Senegal di babak 16 besar. Dengan salib St George yang tergambar di wajahnya dan bendera Palestina di tangannya, pria Inggris itu meminta maaf atas bahasa Arabnya yang disebutnya tidak begitu bagus, sebelum melanjutkan dengan mengatakan: “Satu: kami memenangkan sepak bola. Dan kedua: Falasteen hurra!”.
“Salib di wajah tidak mewakili perang salib. Salib St George adalah bendera nasional kami, bagian dari bendera tim Inggris dan tidak mewakili apapun. St George sendiri adalah orang Palestina, fakta penting yang dilewatkan orang,” ungkap Near.
Near tidak menyangka wawancaranya menjadi viral dan diketahui telah ditonton 5,5 juta kali di Twitter. Setelah wawancara, Near bercerita, kotak masuknya dipenuhi dengan pesan dari teman dan keluarga, menanyakan apa yang dia lakukan di televisi.
Near memberitahu MEE bahwa selama bertahun-tahun, penggemar Inggris telah digambarkan oleh media massa sebagai pemabuk, sedikit rasialis, dan sedikit bodoh. Dia mengaku bukan tipe ‘hooligan’ Inggris yang secara tradisional digambarkan oleh media.
“Itu sama sekali tidak terjadi. Ada banyak orang, dan beberapa penggemar sangat peduli dengan ketidakadilan, dan beberapa dari kita dapat mendukung tim nasional kita untuk memenangkan sepak bola dan pada saat yang sama dapat menyerukan Palestina yang bebas. Saya bangga mengatakan ‘bebaskan Palestina',” katanya.
Near mengatakan dia hanya mengetahui 20 sampai 30 kata bahasa Arab (dua di antaranya adalah Falasteen hurra). Near diketahui telah mengunjungi Palestina dan Tepi Barat yang diduduki, dimana di Kota Beit Jala, kuil St George dapat ditemukan. Lokasinya tidak jauh dari pos pemeriksaan militer Israel yang terkenal kejam. Kunjungannya ke Palestina itu dinilai pengalaman yang membuka mata.
Melihat pendudukan militer Israel secara langsung, permukiman Israel, dan bagaimana orang Palestina tidak diizinkan mengemudi di jalan tertentu dan memasuki beberapa bagian tanah mereka, Near meninggalkan negara itu dengan perasaan ‘rasa ketidakadilan yang mengerikan’. Near pergi ke Walled Off Hotel di Bethlehem, yang dimiliki oleh seniman grafiti Banksy dan didirikan untuk menarik perhatian pada pemandangan terburuk di dunia, yaitu tembok pemisah Israel yang luas yang mencegah warga Palestina bebas meninggalkan atau memasuki Bethlehem.
“Saya bertanya pada diri sendiri mengapa orang-orang tidak melakukan apa-apa, mengapa tidak ada yang marah?” katanya.
Near bersemangat untuk terus menyerukan pembebasan Palestina. Dia menganggap telah memulai tren terkait hal itu, tepat pada ajang besar, Piala Dunia 2022.
Selama bertahun-tahun, katanya, dia telah melihat penggemar di Inggris berubah secara dramatis, dari menggunakan kata-P rasialis terhadap komunitas Asia-Inggris 20 tahun lalu, hingga membuat penggemar meneriakkan ‘bebaskan Palestina’.
“Saya bangga untuk mengatakan 'bebaskan Palestina', dan saya harap semua penggemar Inggris akan bergabung dengan saya dalam mengucapkan Falasteen hurra,” kata Near.
Faktanya, Near bukan satu-satunya penggemar Inggris yang menjadi viral dengan seruan untuk membebaskan Palestina. Harry Hatton (23 tahun) yang tinggal di Dubai mengatakan hal yang persis sama saat wawancara dengan TV Israel. Near percaya dia mungkin secara tidak sengaja memulai tren. “Mungkinkah ini awal dari sesuatu? Apakah ini tren sekarang?” Dia bertanya. “Apakah kita akan melihat di akhir setiap pertandingan para penggemar Inggris meraih mikrofon dan meneriakkan 'bebaskan Palestina'? Saya harap begitu,” tuturnya.