Ini Pemicu Lengsernya Seorang Pemimpin Menurut Alquran Surat Al-Baqarah

Al-Baqarah memberikan teladan penyebab runtuhnya seorang pemimpin

Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi pemimpin. Al-Baqarah memberikan teladan penyebab runtuhnya seorang pemimpin
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Allah SWT memberikan isyarat bahwa ada sebab yang akan membuat sebuah kepemimpinan itu runtuh, yaitu dosa.

Baca Juga


Biasanya dosa tersebut dilakukan karena tergoda oleh setan dan hawa nafsu. Dalam kisah Nabi Adam, sebagai pemimpin pertama manusia, Allah SWT menyebutkan bahwa setan telah membuatnya tergelincir: 

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. Dan Kami berfirman: (QS al-Baqarah ayat 36). 

Caranya, setan menggunakan tipu daya, agar Nabi Adam dan Ibunda Hawa memakan pohon terlarang: 

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS al-Baqarah ayat 35).

Tipu daya setan tersebut, masuk melalui pintu nafsu, yaitu dengan memberikan angan-angan, bahwa jika makan pohon terlarang tersebut maka kamu hai Adam dan Hawa akan menjadi malaikat atau menjadi kekal di surga: 

 فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).”  (QS al-Araf ayat 20).

Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat 

Kata khalidiin (kekal) dari sini kemudian menjadi populer bahwa pohon tersebut adalah pohon khuldi. Akibat pelanggaran itu, Nabi Adam dan Ibunda Hawa dikeluarkan dari surga: 

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

 “Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS al-Baqarah ayat 38). 

Suatu isyarat bahwa setiap perilaku durhaka akan menghancurkan kepemimpinan.

Bani Israil juga telah melakukan kesalahan dalam memikul amanah kepemimpinan. Mereka tidak mau patuh kepada ajaran wahyu yang dibawa Nabi Musa. 

Mereka telah kerasukan paham materialisme di mana mereka menolak beriman kepada Allah SWT yang gaib. 

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS al-Baqarah ayat 3).

Mereka menuntut Nabi Musa agar menampakkan Allah SWT dalam bentuk benda: 

 وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (QS al-Baqarah ayat 55). 

Karena dosa inilah kemudian Allah SWT mengazab Bani Israil dengan sambaran halilintar yang dahsyat.  

Bani Israil tidak belajar dari tragedi diruntuhkannya kepemimpinan Firaun. Padahal, mereka melihat langsung dengan mata kepala pada saat Firaun dan pasukannya ditenggelamkan di Laut Merah. 

Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat

Ketika itu, mereka (Bani Israil bersama Nabi Musa) dikejar-kejar oleh pasukan Fir'aun, lalu Allah membelah Laut Merah menjadi dua bagian. Dengan pertolongan-Nya mereka selamat, sebaliknya Firaun dan pasukannya ditenggelamkan:

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (QS al-Baqarah ayat 50). 

Itu terjadi karena Firaun terlalu sombong sehingga mengaku tuhan. (QS an-Naziat: 24).

Artinya, di atas kekuasaan makluk sehebat apa pun, ada kekuasaan Allah SWT. Karena itu, ketika Anda memimpin harus selalu patuh kepada aturan-Nya. 

Sebab, setiap pelanggaran akan mengundang murka-Nya. Dialah Allah SWT yang memberi kekuasaan kepada siapa yang Ia kehendaki dan mencabut kekusaan dari siapa yang Dia kehendaki:

لِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“ Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran ayat 26).   

 

 

*Naskah Dr Amir Faishol Fath MA, pendiri Yayasan Fath Qur’ani Center dan Lembaga Darut Tafsir Fath Institute, tayang di Harian Republika.  

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler