Dirjen WHO Sebut Pamannya Dibunuh di Ethiopia

Lebih dari 50 orang lainnya telah tewas dalam insiden yang sama di Tigray, Ethiopia.

AP/Balazs Mohai/MTI
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia mengatakan pada Rabu (14/12/2022) bahwa pasukan Eritrea membunuh pamannya di wilayah Tigray di Ethiopia.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TIGRAY -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu (14/12/2022) bahwa pasukan Eritrea membunuh pamannya di wilayah Tigray di Ethiopia. Menteri Informasi Eritrea Yemane Gebremeskel tidak menanggapi permintaan komentar atas tuduhan tersebut.

Baca Juga


Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mantan menteri Ethiopia yang berasal dari Tigray, sebelumnya telah menjadi pengkritik vokal peran Ethopia dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang terlantar.

Pada menit penutupan jumpa pers Jenewa yang berfokus pada COVID-19, Tedros mengatakan bahwa dia hampir membatalkan acara tersebut karena dia "tidak dalam kondisi yang baik" setelah mendengar tentang "pembunuhan" pamannya.

"Saya berharap perjanjian (perdamaian) ini akan bertahan dan kegilaan ini akan berhenti tetapi ini adalah momen yang sangat sulit bagi saya," kata Tedros kepada wartawan.

Ia mengatakan lebih dari 50 orang lainnya telah tewas dalam insiden yang sama. 

Pemerintah Ethiopia dan pasukan regional dari Tigray sepakat pada November untuk menghentikan permusuhan bulan lalu dalam sebuah terobosan besar. Namun, pasukan dari Eritrea, ke utara, dan pasukan dari wilayah tetangga Amhara di Ethiopia, ke selatan, yang bertempur bersama militer Ethiopia di Tigray bukanlah pihak dalam gencatan senjata.

Saksi dan pekerja bantuan di wilayah utara mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun dilakukan gencatan senjata, pasukan Eritrea telah menjarah kota-kota, menangkap dan membunuh warga sipil di kota-kota yang masih mereka kuasai di seluruh wilayah.

Juru bicara pemerintah Ethiopia Legesse Tulu, juru bicara militer Kolonel Getnet Adane, dan juru bicara Perdana Menteri Abiy Ahmed Billene Seyoum tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Tedros.

Ditanya detail kejadian di sela-sela acara, Tedros mengatakan bahwa pamannya, yang dia dibesarkan bersamanya, telah dibunuh oleh tentara Eritrea di sebuah desa di Tigray. Dia menolak memberikan lokasi karena dia takut desa itu akan menghadapi pembalasan.

Peristiwa ini menyusul pembunuhan sepupunya pada tahun lalu di Tigray ketika sebuah gereja diledakkan, katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pemerintah Ethopia, yang menentang masa jabatan kedua Tedros sebagai kepala badan kesehatan global, menuduhnya mencoba mendapatkan senjata dan dukungan diplomatik untuk pasukan pemberontak. Namun, tuduhan itu dibantahnya.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler