Kecanduan Sosial Media? Ini Tips Dan Cara Mengatasinya!

Banyak orang yang mengalami kecanduan sosial media hingga mengalami depresi dan kecemasan yang berlebih, maka dari itu pentingnya pembatasan diri dan melakukan detoksifikasi terhadap media sosial agar terhindar dari dampak buruk tersebut.

retizen /Vidiyana Anggrayni
.
Rep: Vidiyana Anggrayni Red: Retizen

Apa yang terlintas dipikiran anda jika mendengar kata Detoks? apakah obat diet, teh diet, jamu diet atau semacamnya? Dilansir dari laman www.nakedpress.co Detoks diambil dari kata detoksifikasi yang artinya proses pembuangan toksin. Apabila dilakukan dengan rutin, akan menghasilkan manfaat yang luar biasa untuk tubuh kita. Eits tapi disini kita tidak akan membahas tentang detoks tubuh ya, kali ini kita akan membahas tentang detoks sosial media.


Pernahkah kalian merasa cemas dan stres saat melihat postingan di sosial media tetapi tidak bisa berhenti melakukan aktivitas di dunia maya tersebut? Jika iya, mungkin ini pertanda bahwa kalian harus melakukan detoks dari sosial media.

Apasih Detoks Sosmed Itu?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, detoks adalah proses pembuangan toksin yang akan memberikan manfaat yang baik kedepannya. Maksud detoks sosial media disini adalah berpuasa untuk tidak menggunakan atau mengurangi intensitas penggunaan untuk beberapa hari, minggu ataupun beberapa bulan. Ini bertujuan agar kecemasan yang sedang dirasakan berkurang ataupun menghilang.

Dampak Buruk Sosial Media

Seiring perkembangan zaman, sosial media bukanlah sesuatu yang asing bagi semua orang. Baik kalangan anak - anak, remaja dan dewasa kini memiliki sosial medianya masing - masing. Bahkan sosial media sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. Tidak bisa dipungkiri jika zaman sekarang banyak orang yang memanfaatkan sosial media untuk mencari uang. Entah itu lewat membuat konten, ataupun berjualan lewat sosial media.

Dibalik dampak positif sosial media, tentu saja memiliki dampak negatif yang bahkan sering tidak kita sadari.

Penelusuran tentang dampak positif dan negatif sosial media masih terus dilakukan hingga sekarang. Mengingat, tingkat penggunaan yang semakin tinggi sejak pandemi covid-19 menyerang. Banyak orang yang menggunakan sosial media sebagai penghubung ke dunia luar. Berikut merupakan contoh dampak buruk kecanduan sosial media :

1. Mengalami cyber bullying.

Tak bisa dipungkiri jika di zaman sekarang sudah banyak terjadi cyberbullying. Cyberbullying merupakan kasus yang paling sering ditemukan di era modern dan sudah memakan banyak korban hingga korban depresi.

2. Membandingan diri dengan orang lain.

Di sosial media orang – orang pasti selektif tentang apa yang akan mereka posting karena akan dilihat orang lain. Dan ini memungkinkan setiap orang memamerkan kelebihan dan menyembunyikan sisi kekurangan mereka. Alhasil, seseorang yang melihat kelebihan yang sedang dipamerkan akan membandingkan dirinya dengan orang tersebut.

3. Gila “likes dan followers”

Hal ini biasanya tentang kepuasan pribadi. Media sosial mendorong narsisme, likes dan followers biasanya menjadi patokan penghargaan di media sosial. Menyebabkan banyak orang mengejar kedua hal tersebut.

4. Fomo

Media sosial mendorong Fomo. Seseorang yang mengalami fomo biasanya selalu mengecek sosial medianya sebelum dan sesudah bangun tidur seakan akan tidak mau ketinggalan berita terbaru.

5. Depresi dan kecemasan

hampir semua orang merasa bahwa media sosial itu memiliki dampak yang positif, sedangkan jika dilihat dari pertimbangan dampak negatif dan positif, media sosial lebih banyak memiliki dampak negatif. ketika seseorang sekali saja salah melangkah dalam mengunggah sebuah foto di akun media sosialnya dan mendapatkan banyak komen negatif, itu bisa sangat berdampak buruk dan membuat pengguna akun menjadi merasa cemas tentang apa yang dikomentari tersebut. Maka sari itulah timbul rasa depresi.

6. Menimbulkan rasa tidak percaya diri

Rasa tidak percaya diri ini juga bisa berhubungan dengan depresi dan kecemasan. poin ini masih berhubungan dengan poin lima. memiliki persamaan alasan yang sama yaitu karena komentar negatif dari orang lain dan sedikit yang menyukai foto yang diunggahnya membuat si pengguna media sosial tersebut menjadi kurang percaya diri.

Bagaimana Cara Detoks Sosial Media?

1. Menghapus sementara aplikasi.

Menghapus sementara jejaring sosial yang anda miliki merupakan salah satu hal yang paling efektif untuk mengurangi intensitas penggunaan sosial media. Namun, tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut, dikarenakan faktor pribadi seperti pekerjaan dan lain-lain. Mengatasi hal tersebut, seseorang bisa membatasi penggunaan sosial media miliknya.

2. Menonaktifkan dan mengatur jumlah notifikasi yang masuk.

Notifikasi diciptakan untuk memberikan informasi terbaru agar pengguna-nya kembali memegang gadget dan merespon notifikasi tersebut. Maka dari itu, hal yang harus di lakukan adalah mengatur jumlah notifikasi sosial media sesuai kebutuhan.

Caranya, klik ke sistem pengaturan di gadget kamu, pilih menu notifikasi dan pilih aplikasi apa saja yang ingin kamu nonaktifkan notifikasi-nya.

3. tumbuhkan dan tekankan prinsip ke diri sendiri.

Tips ini membutuhkan komitmen yang kuat. Prinsip yang dimaksud disini yaitu jika ingin membuka sosial media, kamu memiliki tujuan yang jelas. Entah itu membalas pesan chat atau melihat informasi penting dari media sosial tersebut.

4. Mengurangi kebiasaan bermain HP saat bangun tidur dan sebelum tidur.

Tanpa disadari penggunaan gadget sebelum dan saat bangun tidur sudah biasa kita lakukan. Hal tersebut tentu saja bisa mengganggu kualitas tidur dan produktivitas. Mengatasi hal tersebut, cobalah menaruh HP di tempat yang agak jauh dari tempat anda tidur, entah itu diatas meja ataupun di dalam lemari.

Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Saat Detoks Sosial Media

Banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan saat sedang detoks sosial media, berikut merupakan beberapa contoh kegiatan positif yang dapat anda lakukan Ketika sedang detox sosial media.

1. Membaca buku.

Membaca memiliki segudang manfaat yang baik untuk Kesehatan jiwa dan dapat mengurangi stress. Tidak bisa dipungkiri jika Buku merupakan Gudang ilmu. Banyak informasi yang akan didapatkan melalui membaca buku. Tidak ada Batasan dalam membaca buku. Anda dapat membaca buku fiksi, biografi, pengembangan diri, keuangan dan lain-lain.

2. Meditasi

Dilansir dari superyou.co.id “Meditasi adalah aktifitas yang bertujuan untuk menenangkan tubuh dan pikiran”. Cobalah bermeditasi diiringi musik yang menenangkan. Melakukan meditasi dapat mengurangi stress, mengatasi kecemasan, memperbaiki mood dan meningkatkan kualitas tidur.

3. Bercengkrama dengan orang sekitar.

Cobalah bercengkrama dengan orang sekitar, tanyakan kabar mereka, bercanda dan berbagi cerita. Hal ini dapat mengurangi rasa bosan ketika sedang butuh hiburan.

4. Mempelajari hal baru.

Cobalah mempelajari hal baru seperti belajar Bahasa asing, Merajut, belajar masak dan lain-lain. Hal tersebut dapat menambah pengetahuan, skill dan keterampilan yang akan anda punya.

5. Berkumpul Bersama teman dan keluarga.

Mungkin ini merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama teman dan kerabat. Banyak manfaat yang didapatkan saat berkumpul Bersama diantaranya menjalin silaturahmi, mengeratkan hubungan, berbagi cerita dan pengalaman dan lain.

Sekian dari cara mengatasi kecanduan sosial media dan kegiatan yang dapat dilakukan saat detoks sosial media. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua.

sumber : https://retizen.id/posts/192973/kecanduan-sosial-media-ini-tips-dan-cara-mengatasinya
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler