Tragedi Kanjuruhan, Mantan Pelatih Sriwijaya FC Ungkap Urgensi Pembenahan Stadion

Desakan untuk revolusi PSSI pun menggema pasca tragedi Kanjuruhan.

Republika/Wihdan Hidayat
Panpel pertandingan lanjutan BRI Liga 1 menyiapkan papan skor di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Senin (5/12/2022). Pertandingan sepak bola BRI Liga 1 kembali digelar pascatragedi Kanjuruhan. Namun, pada lanjutan pertandingan putaran pertama menggunakan sistem bubble di Jateng dan DIY.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tragedi Kanjuruhan, Malang telah memantik reaksi publik. Sebab, disinyalir ada masalah serius dalam induk olah raga nasional yakni Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Bahkan, desakan untuk revolusi PSSI pun menggema dari sejumlah suporter, mantan pemain dan pelatih, hingga pemerhati sepak bola nasional. 

Baca Juga


Mantan pelatih Sriwijaya FC, Budhi Harjo Thalib menyoroti sejumlah fakta yang menjadi permasalahan dalam tata kelola persepakbolaan tanah air. Salah satunya, soal kelayakan stadion yang dijadikan tempat pertandingan. Maka, ia mendukung adanya desakan publik untuk dilakukan revolusi PSSI. 

Budhi Harjo Thalib sepakat dengan analisa dari Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari agar revolusi PSSI harus diawali dengan pembenahan total stadion sepak bola di Indonesia. 

“Jika ada revolusi di tubuh PSSI, dimulai dari pembenahan stadion sudah tepat. Supaya berjenjang toh, supaya mudah-mudahan dengan dibenahinya stadion, pemain bisa bermain dengan bagus, kalau stadionnya tidak bagus kan, kasian juga pemainnya. Salah passing, salah kontrol, salah umpan,” kata Budhi Harjo Thalib dalam keterangannya, Jumat (16/12/2022). 

Lanjut Budhi Harjo, ia mendorong agar pemerintah memberikan perhatian khusus kepada standardisasi stadion yang digunakan pada pertandingan di liga Indonesia. 

Pasalnya, ia mengakui bahwa stadion-stadion yang digunakan oleh klub-klub peserta liga, baik itu Liga 1, 2 dan liga 3 sebagian besar belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Asian Football Confederation (AFC) maupun standar keamanan Federation Internationale de Football Association (FIFA).

“Itu (Stadion yang ada di Indonesia) kita punya, butuh perhatian khusus. Stadion di Indonesia itu, hampir rata-rata juga tidak memenuhi standar,” terangnya. 

Budhi Harjo mencontohkan, stadion Kanjuruhan belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh AFC maupun FIFA, dimana banyak sekali fasilitas-fasilitas stadion yang tidak layak. 

“Keadaan di Kanjuruhan, Saya pernah juga di sana, contoh pintunya yang kurang standar, dengan ribuan penonton, begitu pasti berdesak-desakan,” paparnya. 

Selain itu, Budhi Harjo mengatakan, federasi sepak bola Indonesia harus tegas dalam memilih dan memutuskan layak atau tidak layaknya stadion yang akan dipakai pertandingan. Agar terhindar dari kejadian-kejadian yang berpotensi bisa membahayakan keselamatan nyawa manusia.

Pembenahan stadion menjadi penting. Maka, Budhi Harjo berharap pemerintah dapat  membangun dan/atau merenovasi stadion yang sesuai standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pemain dan penonton. Hal itu menjadi persyaratan mendasar serta prioritas dalam sebuah bangunan stadion.

“Ini yang perlu diperbaiki, pembenahan stadion dimana-mana. Mungkin begitu di seluruh Indonesia,” ujarnya.

“Fasilitas untuk suporter juga perlu diperhatikan. Jangan sampai terjadi lagi kasus di Kanjuruhan itu,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler