Eksoplanet Pertama yang Ditemukan akan Segera Ditabrak Bintang Induknya
Periode orbit eksoplanet pertama kini terus berkurang,
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Untuk pertama kalinya, para astronom melihat sebuah exoplanet yang berputar menuju bintang induknya. Pada akhirnya, planet ini akan hancur lantaran tabrakan kosmik.
Menariknya, planet itu adalah kandidat eksoplanet pertama yang ditemukan oleh teleskop Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Saat ini NASA telah menemukan ribuan planet di luar tata surya kita selama hampir satu dekade pencarian.
Planet Kepler-165b pertama kali diidentifikasi dalam data Kepler pada 2009. Namun, butuh satu dekade penuh analisis tambahan secara resmi mengonfirmasi keberadaannya. Sekarang, planet berukuran enam Jupiter ini mungkin memiliki sisa umur lebih sedikit dari perkiraan semula.
“Kami sebelumnya telah mendeteksi bukti eksoplanet yang mengilhami bintang mereka, tetapi kami belum pernah melihat planet seperti itu di sekitar bintang yang berevolusi,” kata Shreyas Vissapragada, di Pusat Astrofisika Harvard dan Smithsonian, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNET, Selasa (20/12/2022).
Teori memprediksi bahwa bintang yang berevolusi sangat efektif menyedot energi dari orbit planetnya. Sekarang, ilmuwan dapat menguji teori tersebut dengan pengamatan secara langsung.
Vissapragada adalah penulis utama studi baru tentang temuan yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters.
Mungkin, bukan kebetulan sebuah planet raksasa gas yang mengorbit dekat bintangnya adalah eksoplanet pertama yang ditemukan oleh Kepler. Planet ini menjadi sangat masif. Berada dekat dengan bintang asalnya membuat apa yang disebut “hot Jupiters” ini relatif mudah dikenali.
Kepler-1658b mengorbit lebih dekat ke bintang Kepler 1658 daripada yang dilakukan Merkurius ke matahari. Planet itu menyelesaikan satu orbit penuh setiap 3,85 hari. Namun, para peneliti sekarang mengatakan bahwa periode orbit berkurang 131 milidetik setiap tahun. Hal ini menunjukkan planet bergerak lebih dekat ke bintangnya.
Ilmuwan melihat tampaknya Kepler-1658 telah memasuki tahap akhir kehidupannya. Bintang itu mulai berkembang ke luar, sesuatu yang juga diharapkan terjadi pada matahari dalam beberapa miliar tahun mendatang ketika bahan bakar bintangnya mulai habis.
Vissapragada mengatakan sistem tersebut menyediakan laboratorium dunia nyata yang menarik untuk mempelajari dinamika yang begitu kompleks.
“Kita benar-benar dapat mulai menyempurnakan model fisika pasang surut kita,” kata Vissapragada.