Rawa Belong, Sejarah Pasar Bunga Terbesar di Jakarta
Pasar Bunga Rawa Belong dahulu merupakan sebuah lahan seorang pria bernama Balong. Lahan tersebut dikenal sebagai tempat perkumpulan para jagoan Betawi. Masyarakat setempat pada masa itu merupakan petani bunga Anggrek. Lalu menjual hasil panen di sek
Pasar Bunga Rawa Belong menjadi iconic di wilayah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Barat. Dahulu kawasan ini merupakan lahan dari seorang pria bernama Balong. Beliau memiliki tanah yang luas, sehingga masyarakat menyebut lahan tersebut milik Bang Balong dan hingga kini dikenal sebagai Rawa Belong.
Rawa Belong pada masa lampau dikenal sebagai tempat perkumpulan para jagoan Betawi. Mereka berkumpul untuk sekadar belajar silat sampai adu kemampuan. Sehingga, wilayah tersebut disegani dan dihormati oleh masyarakat luar.
Masyarakat setempat pada masa itu menjadi petani anggrek. Dekat dengan Kali Pesanggrahan membuat hasil pertanian anggrek berkembang pesat. Sejak itu, mereka menjual hasil pertaniannya di pinggir jalan Rawa Belong. Ali Sadikin, Gubernur Provinsi DKI Jakarta kala itu, melihat semakin hari pembeli bunga semakin banyak. Akhirnya pada tahun 1989 berdirilah sebuah gedung pasar di Jalan Sulaiman.
Adanya pembangunan gedung pasar dan Universitas Bina Nusantara, para petani anggrek kehilangan lahan pertaniannya. Pada akhirnya mereka beralih profesi menjadi pedagang bunga utuh dan kerja sama dengan petani bunga di beberapa daerah Jawa dan Sumatra.
Pada tahun 2007, pasar ini memiliki dua gedung. Bagian gedung pertama menjual berbagai macam bunga. Sedangkan, di gedung kedua menjual aksesoris bunga, seperti keranjang, pot, serta berbagai macam untuk dekorasi bunga.
Semua jenis bunga dijual di pasar ini, seperti bunga anggrek, lily, baby breath, peacock, tulip, casablanka, mawar berbagai warna, dan lainnya. Bunga Mawar menjadi bunga yang paling sering dicari oleh para pembeli.
Pasar bunga Rawa Belong bisa dijadikan sebagai tempat wisata serta tempat untuk mengadakan pernikahan ala Betawi. Berjalan mengelilingi pasar ini tidak akan mencium aroma tidak sedap, melainkan aroma harum bunga yang memanjakan panca indera.
Menjadi salah satu Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga merupakan hal yang istimewa. Maka, selama pandemi pasar ini tetap buka. Tujuannya agar tetap mempertahankan eksistensi di kalangan masyarakat.
Berkembang selama beberapa tahun, instalasi ini ditetapkan menjadi salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Keputusan tersebut dapat dilihat pada Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 113 tahun 2022 “Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura”.
Sandri Oktaviana, salah satu karyawan toko di pasar bunga Rawa Belong menceritakan sebagian pengalamannya. Ia mengatakan telah bekerja sebagai karyawan selama kurang lebih tiga tahun. Toko tersebut merupakan toko yang menjual jasa dekorasi bunga.
“Semenjak adanya pandemi, penghasilan di sini menurun. Tidak ada pernikahan, tidak ada pula dekorasi bunga yang dipesan,” ujar Sandri saat diwawancarai di gedung satu pasar bunga Rawa Belong pada Minggu (18/12/22).
Pasca pandemi, penghasilan para pedagang bunga bisa mencapai belasan hingga puluhan juta dalam sebulan. Terlebih bila ada pesanan untuk pernikahan dan wisuda para mahasiswa. Mereka bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar dibanding hari biasa.
Sandri juga mengatakan bahwa, konsumen di tokonya didominasikan oleh anak muda.
“Kebanyakan mereka yang datang merupakan anak muda. Mencari dekorasi bunga untuk pernikahan maupun wisuda,” tambahnya.
Untuk bisa menemukan bunga segar dari wilayah Jawa Barat, diusahakan untuk datang pada pukul 02.00 hingga pukul 06.00 WIB. Sedangkan, untuk bunga segar dari wilayah Sumatra, sejak pukul 14.00 hingga 21.00 WIB. Tenang saja, pasar ini buka selama 24 jam, sehingga tidak perlu takut jika pasar ini akan tutup.
Rifdah Kamila, pembeli bunga di pasar Rawa Belong mengatakan bahwa, belanja bunga di pasar ini sangat terjangkau dari segi harga dan kualitasnya. Meskipun pasar bunga buka selama 24 jam, bunga yang dijual selalu segar, karena penjualnya memilih bunga mana yang memiliki kualitas baik.
“Sudah beberapa kali saya ke sini, bunga yang dijual sesuai dengan yang sama mau, segar dan harum,” kata Rifdah saat diwawancarai di gedung satu pasar bunga Rawa Belong pada Minggu (18/12/22).
Dalam seminggu, pasar ini ramai didatangi oleh berbagai kalangan muda maupun orang tua. Mencari bunga utuh, papan bunga, serta dekorasi bunga untuk acara tertentu. Biasanya mereka datang pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Ketika masuk pada hari-hari perayaan, seperti valentine, hari raya, natal, hari guru, dan hari ibu, kondisi pasar ini sangat ramai. Tidak hanya ramai, harga bunga di sini melunjak sebesar 70 hingga 100 persen. Kenaikan harga tersebut tidak berlaku pada bunga palsu.
Akses menuju pasar bunga Rawa Belong bisa dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Untuk kendaraan pribadi, telah disediakan lahan parkir bagi mobil dan motor. Sedangkan, untuk transportasi umum, bisa menggunakan Transjakarta, Jak Lingko, Commuter Line (KRL), dan Angkutan Kota (Angkot).
Rifdah berharap agar tetap dilestarikannya bunga dan tanamannya. Karena, hanya di pasar Rawa Belong ini yang memberikan harga terjangkau dengan kualitas yang bagus. Dan juga ia berharap kemacetan di daerah sana mereda, agar dapat menggunakan transportasi umum dengan nyaman.