Awas, Kolesterol Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Studi ungkap pasien dengan kolesterol tinggi memiliki risiko demensia paling besar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menemukan bahwa tingginya kadar kolesterol LDL atau kolestrol jahat dapat meningkatkan semua jenis penyakit demensia. Hasil penelitian tersebut diterbitkan di Scientific Reports pada November lalu, dengan melakukan studi kohort nasional di Korea Selatan.
Studi kohort tersebut meneliti hubungan antara kadar kolesterol, dan resiko demensia pada kehadiran diabetes dan penggunaan statin. Para peneliti mengevaluasi data Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea yang mencakup 6.883.494 orang. Semua individu dalam penelitian ini telah menjalani pemeriksaan kesehatan pada tahun 2009, dan berusia 40 tahun atau lebih.
“Diantara data tersebut peneliti menemukan 4 persen dari kohort mengembangkan demensia. Mereka yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi menunjukkan risiko demensia paling besar,” ungkap studi tersebut, yang dilansir dari laman EatThis, Kamis (22/12/2022).
Selain kolesterol LDL, penelitian ini juga mengungkapkan, orang yang mengonsumsi obat statin atau obat penurun kolesterol lebih mungkin terkena demensia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia menggunakan obat statin untuk kesehatan jantung.
“Kolesterol yang tinggi memiliki keterkaitan dengan pengembangan demensia vaskular dan alzheimer, dua bentuk paling umum dari penyakit yang melemahkan ini,” jelas ahli gizi dan nutrisi, Kelsey Lorencz.
Tidak hanya kadar LDL, studi lain pada Maret 2022 bahkan menyebutkan kadar HDL (kolesterol baik) yang rendah juga menyebabkan demensia. Selain itu, menderita diabetes terutama tipe 2 juga dapat meningkatkan kemungkinan penurunan kognitif.
“Kolesterol HDL yang rendah, trigliserida dan kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Peningkatan HDL sebesar 15 poin antara usia 35 dan 50 tahun, dapat meningkatkan risiko tersebut,” kata Lorencz.
“Diabetes tipe dua adalah faktor risiko demensia, terutama alzheimer. Kemungkinan besar karena hubungannya dengan penyakit jantung,” katanya lagi.
Menurut Lorencz, cara yang untuk meningkatkan kesehatan jantung dan otak sekaligus mencegah demnsia adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Misalkan dengan makan makanan yang sehat serta gizi seimbang, serta menghindari makanan olahan. Berolahraga secara teratur, melatih kardio dan latihan kekuatan.
"Makan makanan tinggi serat dan rendah makanan olahan, menjaga kesehatan jantung dan kadar gula darah, dan tidur dengan cukup. Selain itu, menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian dapat membuat perbedaan besar pada kesehatan otak dan jantung,” tambahnya.
American Heart Associations juga merekomendasikan 150 menit latihan aerobik dengan intensitas sedang, atau 75 menit dengan intensitas berat perminggunya dapat menurunkan risiko penyakit tersebut hingga 20 persen.