Covid-19 Menyebar di China, India Siaga
India telah menginstruksikan negara bagian untuk memastikan pengurutan genom.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kementerian Kesehatan India bersiaga menyusul lonjakan kasus Covid di negara tetangga China. Pemerintah telah menginstruksikan negara bagian untuk memastikan pengurutan genom dari semua kasus positif di negara tersebut. Mereka juga meminta pemerintah negara bagian untuk meningkatkan upaya untuk mengekang kemungkinan penyebaran selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
India telah menyaksikan dua gelombang Covid yang mematikan pada 2020 dan 2021, tetapi tingkat infeksinya rendah tahun ini. Menurut data pemerintah, negara tersebut melaporkan sekitar 1.200 kasus Covid setiap minggu. Sementara, lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin Covid telah diberikan sejauh ini.
Pada hari Selasa, pemerintah federal meminta negara bagian untuk mengirimkan sampel Covid dari semua pasien positif ke laboratorium yang dijalankan oleh INSACOG, sebuah forum di bawah kementerian kesehatan yang mempelajari dan memantau berbagai jenis Covid di India.
Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran Covid di China menyusul pelonggaran langkah-langkah penguncian yang ketat baru-baru ini. Rumah sakit dan fasilitas medis di China semakin tertekan karena mereka yang dites positif di rumah mencari dukungan medis.
Dalam sebuah surat kepada semua negara bagian, sekretaris kesehatan federal, Rajesh Bhushan mengatakan penting untuk melacak varian baru melalui pengurutan genom karena lonjakan kasus yang tiba-tiba disaksikan di Jepang, Amerika Serikat, Republik Korea, Brasil, dan China.
"Ini akan membantu pihak berwenang mendeteksi varian yang lebih baru dan mengambil tindakan untuk menahannya," ujarnya seperti dilansir dari laman BBC, Kamis (22/12/2022).
Sementara itu, Menteri Kesehatan Mansukh Mandaviya bertemu pejabat senior pada Rabu untuk meninjau situasi dan meningkatkan pengawasan.
India adalah salah satu negara yang paling parah terkena dampak selama dua gelombang pertama Covid. Jutaan orang terkena dampak dan lebih dari 530 ribu orang meninggal.Meski para ahli percaya jumlah sebenarnya kematian akibat Covid kemungkinan besar akan jauh lebih tinggi karena banyak kasus orang yang meninggal tidak dites atau dilaporkan ke dalam angka resmi.
Pemerintah juga mendapat kecaman keras karena persiapannya yang buruk selama gelombang kedua di musim panas 2021. Kala itu banyak orang meninggal karena kekurangan oksigen dan obat-obatan kritis.