SKK Migas Minta Kapal Tanker Hati-hati Cuaca Ekstrem

Ke depan, SKK Migas akan memasukkan data cuaca BMKG ke dalam sistem IOC

ANTARA/JOJON
Foto udara sebuah kapal tanker melakukan bongkar muat BBM di Terminal BBM Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (24/12/2021).
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta pemilik kapal-kapal tanker yang mengangkut minyak dan gas untuk berhati-hati dengan kondisi cuaca ekstrem yang saat ini terjadi di Indonesia.

Baca Juga


"Lifting menjadi sangat penting kami harapkan di akhir tahun. Jadi, tentu saja analisis BMKG dan BRIN menjadi awareness bagi seluruh rekan yang mengelola kapal untuk berhati-hati dengan situasi yang ada," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat kunjungan kerja di Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (29/12/2022).

Sejauh ini, kata dia, SKK Migas menggunakan Integrated Operation Center (IOC) sebagai alat pengawasan dan koordinasi operasi kegiatan hulu minyak dan gas bumi. IOC adalah sistem digital yang dapat melakukan pemantauan operasi setiap hari secara real time dan in time sehingga memudahkan SKK Migas mendapatkan akses data kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan pelaksanaan pengelolaan kegiatan di wilayah operasi KKKS.

Melalui sistem IOC tersebut, SKK Migas dapat memantau pergerakan kapal tanker yang mengangkut produk migas KKKS di perairan Indonesia. Ke depan, SKK Migas akan memasukkan data cuaca BMKG ke dalam sistem IOC. SKK Migas menyiapkan opsi mitigasi dukungan operasi dari KKKS terdekat jika ada permasalahan kapal tanker yang memerlukan respons cepat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia mulai 28 hingga 30 Desember 2022. Cuaca ekstrem itu berpeluang menimbulkan angin kencang dan gelombang tinggi di laut yang dapat mengganggu aktivitas distribusi minyak dan gas melalui pengangkutan kapal tanker.

Berdasarkan prakiraan berbasis dampak Impact-Based Forecast (IBF), daerah yang ditetapkan berstatus SIAGA pada periode tanggal tersebut, yaitu sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan Indonesia sebagai negara maritim menjadi pusat konveksi pertumbuhan awan dan memproduksi hujan sehingga berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler