Siasat Erick Thohir dan Gotong Royong BUMN di Kala Perang Meredam Covid-19
Saat pandemi Covid-19 datang, Indonesia belum siap menahan terjangan virus
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta akan ditutup 31 Desember 2022. Simbol perlawanan meredam pandemi ini menarik ingatan ke awal 2020, saat Covid-19 mulai melanda. Saat itu, Indonesia diselubungi kekalutan, kepedihan, dan kesedihan luar biasa atas jatuhnya banyak korban, dan mereka adalah orang-orang terdekat yang sebelumnya baik-baik saja.
Ketakutan dan kengerian menyeruak memenuhi relung hati dan jiwa orang-orang yang masih bertahan hidup. Tanpa tahu apa yang harus dilakukan, dan tidak tahu sampai kapan serangan itu akan berlangsung, membuat gamang dan cemas tak terperi. Bisa jadi siapa saja, tak pandang jabatan atau kedudukan, semua bisa jadi korban selanjutnya.
Ketika pagebluk itu datang, Indonesia tidak siap menahan terjangan virus yang daya membinasakannya begitu kuat. Begitu juga negara-negara lain di dunia, pun termasuk para adidaya yang tak mampu meredam makhluk renik berukuran 0,1 mikron itu.
Tidak ada jalan lain bagi Indonesia selain merapatkan barisan. Sifat gotong-royong masyarakat Indonesia terbukti muncul dan menguat di saat krisis. Antar lembaga pemerintah saling bahu membahu, juga antar organisasi masyarakat. Di saat warga negara tertekan oleh rasa takut, tak berdaya karena aktivitas normal harus dibatasi, dan di kala dunia usaha terjerembab pada ketidakpastian, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut lebih optimal.
Erick Thohir, Menteri BUMN, kala itu sudah meyakini ini saatnya mendorong perusahaan negara untuk bekerja melampaui tugas rutinnya, yaitu perang melawan pandemi. Sesuatu yang tidak pernah ada dalam ukuran kinerja perusahaan manapun.
Meski serangannya jelas dari sumber penyakit, tapi bukan hanya BUMN pada klaster farmasi atau rumah sakit saja yang harus turun tangan. Semua BUMN dari seluruh klaster digerakan untuk membantu, tidak peduli BUMN dari Klaster Jasa Keuangan, Perhotelan dan Pariwisata, Pertambangan, Pertahanan, atau Klaster Energi.
Pada 4 Maret 2020, Erick mulai bergerak dengan memeriksa ketahanan pangan di gudang Bulog yang menyimpan stok beras. Saat itu terkonfirmasi bahwa Covid-19 sudah menyerang 70 negara di dunia. Pada saat itu, stok beras Bulog mencapai 1,6 juta ton yang tersimpan di 1.647 unit gudang BULOG yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di hari yang sama, Erick mendatangi store Kimia Farma di Menteng Huis. BUMN Farmasi ini memiliki 1.300 apotek, 600 klinik dan laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 11 Maret 2020, Erick memastikan kesiapan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara dalam mencegah masuknya virus Corona dari luar negeri maupun persebarannya di Indonesia.
Setelahnya, Erick mengunjungi RS Pertamina Jaya (RSPJ) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. RSPJ merupakan salah satu rumah sakit BUMN di bawah grup IHC (Indonesia Healthcare Corporation) yang saat itu siap siaga menghadapi serangan Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Pada 19 Maret 2020, aturan Social Distancing mulai diterapkan di BUMN yang memiliki bisnis berkaitan dengan pelayanan publik. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Sosial Distancing merupakan sikap menjaga jarak dengan orang lain dan diharapkan menjadi kunci menahan perluasan virus.
Pada 22 Maret 2020, menjadi hari teramat penting dalam sejarah peperangan Indonesia melawan Covid-19. Pada hari itu, Erick bersama dengan Panglima TNI, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR dan Kepala BNPB memastikan kesiapan RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. RS khusus Covid ini mulai beroperasi sehari kemudian, Senin (23 Maret 2020).
Erick menyampaikan, “BUMN mensuplai kebutuhan-kebutuhan RS Darurat Penanganan Covid-19 ini, baik peralatan kesehatan, obat - obatan, alat pelindung diri dan masker. Selain itu, untuk kebutuhan komunikasi, kami juga sudah menyiapkan jaringan telekomunikasi hingga 500 MB," ujar Erick saat itu.
“Percayalah, kalau kita semua mau bersatu, Insya Allah apapun bisa kita lalui dengan baik. Saya apresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang sudah bergerak cepat membantu Pemerintah untuk mewujudkan RS Darurat ini. Semoga upaya kita semua ini diridhoi Yang Maha Kuasa dan dapat menekan lajunya pandemi Covid-19 di Indonesia. Insya Allah selalu ada jalan,” tutur Erick saat itu.
Pada 7 April 2020, Kementerian BUMN berhasil mendatangkan polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab untuk Covid-19 dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche. Alat yang saat itu masih sangat langka itu langsung disebarkan ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.
Program Ekonomi
Pada 6 Mei 2020, Erick mengumumkan serangkaian tindakan konkrit yang telah dilakukan BUMN dalam melawan Covid-19. Erick menyebut, Himbara telah membantu merestrukturisasi lebih dari 830.000 debitur dengan total nilai kredit Rp 120,9 triliun, khususnya untuk Sektor Usaha Mikro Kecil Menang (UMKM).
Lalu, PLN sebagai perusahaan listrik nasional juga telah memberikan subsidi listrik kepada 30,9 juta pelanggan. Sementara dari sisi ketahanan pangan, Kementerian secara aktif melakukan pengadaan barang kebutuhan pokok seperti beras, gula dan daging, untuk menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok di masyarakat.
Bersinergi dengan Kementerian Luar Negeri, Erick memerintahkan maskapai milik negara, Garuda Indonesia, untuk terbang 13 kali demi membawa bantuan medis dari negara tetangga, dan empat kali lainnya untuk evakuasi WNI dari daerah pandemi. Kemudian bersama Kementerian Kesehatan, Erick juga aktif dalam program 3T (trace, test, dan treat). Upaya pelacakan, pengujian dan pengobatan telah dilakukan melibatkan seluruh alat kesehatan milik BUMN.
Dalam upaya pelacakan pandemi, Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengembangkan aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna menyusun data terkait penyebaran Covid-19. Inilah cikal bakal Aplikasi PeduliLindungi yang masih ada hingga saat ini. Aplikasi ini telah mendukung upaya pemerintah dalam melacak kasus terkonfirmasi, dengan 3,46 juta pengguna per 6 Mei 2020.
Erick juga melalui BioFarma mempersiapkan diri untuk memproduksi 50.000 alat diagnostik PCR pada minggu kedua Mei 2020. Tak kalah pentingnya Erick menyiagakan 75 rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19. Dia juga meminta BUMN PT LEN dan PT DI bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri untuk memproduksi ventilator.
Pada 7 Juli 2020, melalui dua BUMN yaitu PT Jamkrindo dan PT Askrindo, BUMN mendapatkan Penyertaan Modal Negara Rp 6 triliun agar dapat menjamin bantuan kredit bagi UMKM terdampak Covid -19. Nilai bantuan ini ditetapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar Rp 123,46 triliun.
Lalu pada 21 Juli 2020, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Erick ditetapkan sebagai Ketua Pelaksana. Pada 4 Agustus 2020, Erick memastikan Bio Farma siap memproduksi vaksin COVID-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun.
Dimulainya Era Vaksinasi
18 Januari 2021, menjadi titik balik perlawanan terhadap Covid - 19. Erick optimis vaksinasi dapat memperkuat perlindungan masyarakat, termasuk tenaga medis yang menerima vaksin pertama. Suntikan vaksin pertama ini dilaksanakan Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Menjadi awal dari program vaksinasi lainnya.
8 Februari 2021, Erick memimpin peluncuran Sumbangan Plasma BUMN untuk Indonesia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat. Transfusi plasma konvalesen merupakan terapi alternatif bagi pasien Covid-19 yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pasien sembuh dan menurunkan angka kematian. Saat itu, terdapat 175.000 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.
Dari titik ini, Indonesia menghadapi dua kali puncak kasus Covid - 19 harian. Pertama pada Juli 2021, saat varian Delta menyebar hingga kasus harian meroket ke sekitar 55.200-an. Kedua, pada Februari 2022, saat varian Omicron melanda hingga kasus harian mencapai 56.700-an.
Namun kini, Covid-19 sudah semakin melandai. Per akhir Desember 2022 ini kasus aktif harian masih ada, namun angkanya semakin turun ke level sekitar 14 ribu orang di seluruh Indonesia.
Ditandai dengan penghentian operasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran pada 31 Desember 2022 nanti, diharapkan pandemi benar-benar mereda dan WHO dapat mengubah statusnya menjadi endemi.
Erick bersyukur atas penghentian RSDC Wisma Atlet itu. Namun, tak mudah dilupakan sejarah bahwa RSDC Wisma Atlet Asian Games 2018 itu telah berdiri setelah 25 BUMN berjibaku melengkapinya, mulai dari vaksin, nakes, hingga peralatan kesehatannya.
"Terima kasih kepada para tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan relawan yang telah berjuang membantu masyarakat. Wisma atlet, saksi bisu kehilangan kita atas orang-orang terkasih, namun juga saksi kemenangan kita atas pandemi," ujar Erick.