China Hanya Melaporkan Satu Kematian Terkait Covid-19
Selama dua hari berturut-turut, China hanya melaporkan satu kematian akibat Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pusat Pengendalian Penyakit China hanya melaporkan satu kematian terkait Covid-19 di China Daratan pada 30 Desember, Sabtu (31/12/2022). Satu hari sebelumnya China juga hanya melaporkan satu kasus kematian Covid-19.
Dua hari sebelumnya, Rabu (28/12/2022) rumah sakit-rumah sakit China mengaku tertekan olehlonjakan kasus infeksi Covid-19. Negeri Tirai Bambu negara besar terakhir yang menetapkan pandemi Covid-19 sebagai endemik.
China mulai melonggarkan berbagai peraturan Covid-19 paling ketat di dunia pada bulan ini. Kebijakan karantina wilayah dan tes intensif itu menekan ekonomi. China telah mengumumkan sepenuhnya membuka kembali perbatasannya tahun depan.
Pelonggaran peraturan yang didorong protes besar-besaran membuat Covid-19 tidak dilacak dengan intensif dan pakar kesehatan memprediksi tampaknya setiap ada jutaan orang yang terinfeksi.
Kecepatan pelonggaran peraturan membuat sistem kesehatan China yang rentan kewalahan. Negara-negara lain yang "sudah hidup berdampingan dengan virus" mempertimbangkan peraturan baru bagi pengunjung dari China.
Pada Selasa (27/12/2022) China juga hanya melaporkan tiga kematian terkiat Covid-19. Naik dari hari sebelumnya yang hanya satu. Pakar menilai angka yang diumumkan pemerintah China tidak konsisten dengan pengalaman negara-negara yang lebih sedikit penduduknya saat mereka melonggarkan peraturan Covid-19.
Pegawai di rumah sakit besar di Kota Chengdu, Huaxi, mengatakan mereka sangat sibut merawat pasien Covid-19 sejak peraturan dilonggarkan pada 7 Desember lalu.
"Saya sudah bekerja selama 30 tahun dan ini yang paling sibuk yang pernah saya alami," kata seorang supir ambulans yang menolak disebutkan namanya.
Terdapat antrian panjang di dalam dan luar departemen gawat darurat rumah sakit dan klinik demam di dekatnya. Sebagian besar dari pasien yang tiba dengan ambulans diberi oksigen untuk membantu mereka bernapas.
"Hampir semua pasien memiliki Covid-19," kata seorang pegawai apotek rumah sakit.
Ia mengatakan rumah sakit itu tidak memiliki stok obat khusus Covid-19 dan hanya memberikan obat untuk gejala-gejalanya.