Sutradara Optimistis Iklim Film Indonesia Semakin Membaik Tahun Ini

Sepanjang 2022, film Indonesia berhasil menjadi magnet bagi penonton bioskop.

Prayogi/Republika.
Menonton bioskop (Ilustrasi). Sepanjang 2022, film Indonesia mampu mendatangkan penonton ke bioskop. Tahun lalu, tidak begitu banyak film Hollywood yang dirilis di bioskop.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara sekaligus produser Ichwan Persada menilai 2023 akan menjadi tahun penentu keberlangsungan industri perfilman Indonesia. Dia optimistis iklim industri film Tanah Air bakal semakin membaik, lantaran masyarakat tidak ragu berbondong-bondong menyaksikan film Indonesia.

Setelah mengalami pandemi Covid-19 selama hampir tiga tahun, menurut Ichwan bioskop Indonesia rebound alias bangkit kembali dengan sangat mencengangkan. Tahun 2022, sejumlah rekor terpecahkan, diawali dengan pecahnya rekor film Indonesia terlaris.

Semula, rekor film terlaris sepanjang masa dipegang oleh Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 selama enam tahun. Pada 2022, rekor itu direbut oleh film KKN di Desa Penari yang sejak perilisannya sudah menyedot lebih dari 9,3 juta penonton.

Mengutip data dari Bicara Box Office, Ichwan menyebut bahwa pada akhir 2022, perolehan penonton film Indonesia sudah melampaui jumlah pada 2019 (52 juta penonton). Per 28 Desember 2022, perolehan pemirsa film Indonesia sudah menyentuh angka 54 juta penonton.

"Tentu saja ini kondisi menggembirakan bagi industri film Indonesia. Begitu pun kita tak boleh terlena dan harus terus berupaya meningkatkan kualitas film Indonesia agar semakin dihargai penonton bioskop," ujar produser Miracle: Jatuh dari Surga (2015) itu kepada Republika.co.id.

Ichwan menyebut 2022 sebagai tahun yang menarik, karena tidak begitu banyak film blockbuster Hollywood yang dirilis di bioskop. Namun, ternyata masyarakat Indonesia tetap antusias memenuhi bioskop untuk menyaksikan film dari negerinya sendiri.

Data dari Deadline, bioskop Indonesia membukukan perolehan total penjualan tiket sebesar 90 juta lembar. Sekitar 60 persen dari jumlah tersebut disumbangkan oleh film Indonesia. Melihat data tersebut, Ichwan optimistis bahwa pasar film Indonesia akan terus bertumbuh.

Baca Juga


 

 

 

Indikasinya bisa dilihat dari semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas film Indonesia. Film-film box office seperti KKN di Desa Penari hingga Ngeri-Ngeri Sedap dibuat dengan production value yang bagus.

"Penonton pun akhirnya menilai kualitas film kita tak kalah dengan kualitas film luar. Saya kira kita bisa optimistis tahun depan pasar film Indonesia akan bertumbuh lima persen hingga bisa menguasai 65 persen pasar film bioskop," kata Ichwan.

Tahun 2022, tercatat hanya ada sekitar 80-an judul film Indonesia yang beredar di bioskop. Ichwan memperkirakan pada 2023 jumlah film bisa bertambah hingga 150-an judul.

Ichwan pun akan berkontribusi dengan menyutradarai film panjang berjudul Nyanyian Merah Hati. Penggagas rumah produksi Indonesia Sinema Persada itu menyebut filmnya berkisah tentang perjuangan seorang relawan di tengah keterbatasan. Cerita tersebut terinspirasi dari kisah nyata anak-anak Sandana di Tana Toraja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler