Usia Kehamilan 14-28 Minggu Termasuk Periode Aman untuk Pergi Berlibur

Usia kehamilan bukan satu-satunya penentu aman-tidaknya ibu pergi berlibur.

Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Ibu hamil yang mengalami komplikasi saat kehamilan tidak dianjurkan berlibur menempuh perjalanan jauh.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapan waktu yang aman bagi ibu hamil untuk pergi berlibur jarak jauh? Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Universitas Indonesia Cherysa Rifiranda menjelaskan, waktu yang aman bagi ibu hamil pergi liburan adalah saat usia kehamilan 14 sampai 28 minggu.

"Selama rentang waktu tersebut, energi ibu hamil telah kembali, mual di pagi hari sudah membaik atau hilang, dan ibu masih dapat beraktivitas dengan mudah," kata anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu dalam media briefing yang digelar daring oleh Klinik Bamed diikuti di Jakarta, dikutip Ahad (1/1/2022).

Apalagi jika berlibur menggunakan moda transportasi kapal laut, misalnya, ibu dengan usia kehamilan masih di bawah 14 minggu berisiko mual dan muntah karena pergerakan kapal. Lalu, andaikan usia kehamilan sudah di atas 28 minggu, risikonya besar jika ada hal darurat.

Baca Juga


"Tentu akan lama menuju darat untuk mendapatkan penanganan secepatnya," ujar Cherysa.

Di sisi lain, Cherysa mengatakan usia kehamilan bukan satu-satunya yang menentukan apakah ibu hamil dapat pergi berlibur dengan aman atau tidak. Kondisi lain, seperti komplikasi, dapat membuat ibu hamil tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan.

"Ibu hamil yang mengalami komplikasi saat kehamilan tidak dianjurkan melakukan traveling karena dikhawatirkan akan memperburuk kondisi sang ibu hamil dan janin," katanya.

Cherysa menjelaskan kondisi lain yang dapat menghalangi ibu hamil untuk melakukan perjalanan adalah jika memiliki risiko kelainan medis, kelainan obstetri, dan melakukan perjalanan ke daerah yang berbahaya. Kelainan medis yang dimaksud meliputi kelainan jantung, diabetes, hingga anemia berat.

"Kalau obstetri seperti ada riwayat keguguran, riwayat pemeriksaan leher rahim yang tipis, kehamilan di luar rahim, riwayat kelahiran prematur, riwayat pendarahan selama kehamilan, kehamilan kembar, kehamilan pertama di atas 35 tahun atau di bawah 15 tahun," ujar Cherysa.

Sedangkan daerah berbahaya yang dimaksud Cherysa di antaranya ketinggian di atas 12 ribu kaki dan lokasi endemi virus. Ia pun memberikan beberapa tips agar perjalanan liburan ibu hamil menjadi aman dan nyaman, yaitu dengan tetap menjaga kesehatan dengan memenuhi kecukupan nutrisi dan cairan, menggunakan pakaian yang longgar dan sepatu yang nyaman, membuat perjalanan yang terencana, membuat rencana jika terjadi kegawatdaruratan medis, serta memahami tanda-tanda bahaya kehamilan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler