Nelayan tak Melaut, Harga Ikan Naik  

Pasokan ikan dari nelayan mengalami penurunan karena mereka susah melaut.

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petugas mengumpulkan ikan untuk dilelang di tempat pelelangan ikan desa Eretan Kulon, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Senin (14/11/2022). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota dengan menetapkan jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan sebagai upaya menjaga keberlangsungan perikanan nasional.
Rep: Lilis sri handayani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Cuaca buruk yang melanda perairan di Indramayu telah berdampak pada minimnya pasokan ikan. Akibatnya, harga ikan mengalami kenaikan.

Baca Juga


‘’Kenaikan harga terjadi pada semua jenis ikan,’’ ujar salah seorang pedagang ikan di pesisir Glayem, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Dudung, kepada Republika.co.id, Senin (2/1/2023).

Dudung mencontohkan, untuk ikan etong, harganya naik dari Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram, ikan talang-talang atau cakalang naik dari Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram, ikan bawal naik dari Rp 45 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu – Rp 65 ribu per kilogram serta udang laut dari Rp 35 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

Dudung mengatakan, pasokan ikan dari nelayan pun mengalami penurunan karena mereka susah melaut. Dia menyebutkan, biasanya memperoleh pasokan ikan dari nelayan sebanyak 50 kilogram, kini menjadi 30 kilogram.

‘’Susah dapat pasokan ikan dari nelayannya,’’ kata Dudung.

Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, membenarkan naiknya harga ikan saat ini. Pasalnya, kebanyakan nelayan tidak bisa melaut akibat terhalang cuaca buruk di perairan.

‘’Harga ikan saat ini lumayan naik. Harga di pasaran ada yang naiknya sampai dengan 20 persen,’’ terang Dedi.

Dedi mengakui, meski nelayan kini banyak yang tidak bisa memperoleh tangkapan, namun sejumlah pedagang ikan sebelumnya telah mengantisipasi kondisi tersebut. Karenanya, mereka menyimpan ikan di gudang beku sejak jauh-jauh hari.

‘’Jadi pedagang yang menyimpan ikan di gudang beku sekarang panen,’’ cetus Dedi.

Sementara itu, sulitnya memperoleh pasokan ikan sempat membuat pedagang, yang produknya berbahan dasar ikan, menjadi tidak bisa berjualan. Seperti yang dialami Warkhim, seorang pedagang makanan otak-otak asal Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu .

Warkhim mengaku sempat tidak bisa berjualan selama lima hari pada pekan terakhir Desember 2022. Pasalnya, dia tidak bisa memperoleh pasokan ikan tengiri, yang menjadi bahan dasar pembuatan otak-otaknya.

‘’Waktu itu ikannya kosong, jadi gak bisa jualan,’’ kata pedagang yang biasa berjualan otak-otak di Jalan Sudirman, Kecamatan Indramayu tersebut.

Warkhim mengatakan, baru bisa berjualan kembali setelah mendapat pasokan ikan tengiri. Meski ikan tersebut diperolehnya dengan harga yang lebih mahal.

Biasanya, Warkhim membeli ikan tengiri dengan harga Rp 30 ribu per kilogram dari tempat pelelangan ikan. Namun kini, ikan tersebut dihargai Rp 45 ribu per kilogram. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler