Jepang Tawarkan Keluarga 1 Juta Yen Bila Bersedia Pindah dari Tokyo 

Daerah pedesaan Jepang mengalami depopulasi yang cepat.

ANTARA/Sigid Kurniawan
Sejumlah warga menyeberang jalan di kota Shinjuku, Tokyo, Jepang, Ahad (18/7/2021). Beberapa media Jepang melaporkan Negeri Sakura berencana untuk menawarkan bantuan finansial bagi rumah tangga yang bersedia pindah dari Tokyo ke pinggir kota.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Beberapa media Jepang melaporkan, Negeri Sakura berencana untuk menawarkan bantuan finansial bagi rumah tangga yang bersedia pindah dari Tokyo ke pinggir kota. Ini merupakan solusi untuk mengatasi depopulasi di daerah pedesaan.

Baca Juga


Dikutip dari Time, Rabu (3/1/2023) pada tahun fiskal 2023 setiap rumah tangga yang tinggal di metropolitan Tokyo akan ditawarkan uang senilai 1 juta yen atau 7.700 dolar AS untuk pindah ke daerah yang kurang padat. Nilai itu tiga kali lipat dari insentif saat ini yang sebesar 300 ribu yen.

Insentif keuangan itu menunjukkan tantangan Jepang yang tengah menghadapi rendahnya angka kelahiran dan harapan hidup yang panjang. Daerah pedesaan Jepang mengalami depopulasi yang cepat.

Orang-orang muda pindah ke kota untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Mereka membiarkan rumah-rumah di desa kosong. Daerah pedesaan juga kekurangan pendapatan pajak.

Pemerintah menaikkan bantuan finansial untuk anak sampai 1 juta yen agar keluarga dapat pindah. Berdasarkan proposal yang baru rumah tangga yang memiliki dua anak dapat menerima 3 juta yen bila mereka pindah dari Tokyo.

Pemerintah pusat Jepang mulai inisiatif ini untuk menarik masyarakat pindah ke daerah pada tahun 2019. Rumah tangga yang tinggal di pusat metropolitan Tokyo selama lima tahun dapat mengajukan bantuan bila mereka pindah.

Orang tua dapat tetap bekerja dengan pekerjaan mereka yang sekarang lewat jarak jauh atau bekerja di perusahaan kecil sampai menengah di daerah atau memulai bisnis sendiri. Bila memulai bisnis mereka akan mendapat bantuan keuangan lagi.

Surat kabar Nikkei mencatat pada tahun 2021 skema ini sudah diikuti sekitar 1.184 rumah tangga. Jauh dibandingkan pada tahun pertama diluncurkan yang hanya 71 rumah tangga.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler