Mirip Jilid Terakhir Harry Potter, Memoar Pangeran Harry Dijaga Ketat Jelang Terbit
Harry Potter and The Deathly Hallows dulu dijaga ketat jelang perilisannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang tanggal penerbitannya, buku memoar autobiografi Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris dijaga ketat untuk menghindari kebocoran. Langkah-langkah keamanan yang diambil disebut mirip dengan saat perilisan judul terakhir novel Harry Potter.
Seperti ketika Harry Potter and The Deathly Hallows dirilis, operasi logistik besar-besaran kini dilakukan dan dikelola dengan sangat rinci. Hanya segelintir eksekutif senior di penerbitan yang mengetahui detail persisnya. Buku Pangeran Harry yang berjudul Spare bakal rilis secara resmi pada 10 Januari 2023.
"Pengiriman ke toko buku dijadwalkan pada menit-menit terakhir, dan lokasi-lokasi yang dijaga di seluruh dunia telah diamankan untuk menyimpan salinan buku sebelum didistribusikan," ujar salah seorang petugas penerbitan, dikutip dari laman AceShowbiz, Kamis (5/1/2023).
Saat perilisan Harry Potter and the Deathly Hallows pada 2007 silam, upaya keamanan dilaporkan menghabiskan jutaan poundsterling. Penjagaan dilengkapi sistem pelacakan satelit di van pengiriman, juga kontrak hukum untuk melindungi 10 juta salinan buku saat manuskrip dikirim dari London, Inggris, ke New York, Amerika Serikat.
Buku Spare akan ada di rak-rak buku seluruh dunia mulai Selasa (10/1/2023) pagi. Versi Kindle tersedia tepat setelah tengah malam di hari yang sama. Judulnya mengacu pada sebutan yang kerap disematkan pada Harry, yakni "spare heir" alias pewaris takhta cadangan.
Autobiografi itu diterbitkan dalam 16 bahasa. Meski tanggal rilisnya 10 Januari, dapat dipahami bahwa ada penyesuaian di sejumlah zona waktu. Misalnya, para pembaca di Australia diberi tahu bahwa buku Spare baru akan tersedia pada 11 Januari.
Istana Buckingham dilaporkan tidak mendapat salinan awal dari manuskrip tersebut. Sumber dalam mengatakan keluarga kerajaan mungkin tidak akan berkomentar mengenai konten buku setelah diterbitkan nanti. Hal serupa juga mereka lakukan setelah perilisan serial Netflix Harry & Meghan, yang berisi tuduhan bahwa kerajaan bersikap bias terkait ras.
Ikuti Whatsapp Channel Republika