BPOLBF Terlibat Dalam Kelola Sampah Bersama di Labuan Bajo
Memilah sampah mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.
REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) turut aktif menangani permasalahan sampah di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pemilahan sampah.
"BPOLBF terlibat dalam kolaborasi pengelolaan sampah, mulai pemilahan sampah di kantor maupun daur ulang sampah," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Kamis (5/1/2023).
Menurut dia, masalah sampah menjadi perhatian penting semua pemangku kepentingan di Labuan Bajo. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengurangi produksi sampah sehingga Labuan Bajo dapat menjadi daerah yang bersih dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan.
"Salah satu hal penting yang disoroti adalah pemilahan sampah yang harus dimulai dari rumah tangga atau lembaga itu sendiri," kata dia.
Untuk hal ini, BPOLBF terlibat dalam Gerakan Langkah Kelola Sampah Bersama atau LakoSama yang menjadi gerakan kolaborasi pengelolaan sampah antara Layanan Waste Management Labuan Bajo (Kole Project). Dalam gerakan tersebut ada edukasi pemilahan sampah, layanan pengelolaan, dan pengangkutan sampah yang telah terpilah dari sumbernya.
Berkat kolaborasi sejak Oktober 2022 itu, BPOLBF telah berhasil mengumpulkan 16 kilogram botol air mineral dan 18 kilogram kardus yang telah terpilah dan siap didaur ulang. "Memilah sampah mendukung ekonomi sirkular dan mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan," ujar Shana.
Program LakoSama adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Kole Project, sebuah perusahaan pengelolaan sampah yang berisikan anak muda lokal Labuan Bajo yang juga telah menjadi mitra Danone Aqua. Gerakan LakoSama berlandaskan pada kolaborasi edukasi dan pengumpulan sampah terpilah langsung dari sumber yang bermuara pada sirkularity.
Beberapa kolaborasi yang dilakukan dalam gerakan LakoSama di antaranya keterlibatan pelaku usaha dalam edukasi ke sektor pendidikan, kampanye bersama dalam kegiatan sosial bertema lingkungan, serta layanan pengangkutan sampah terpilah dari sumber.
Direktur Kole Project Putra Hawan mengatakan pemilahan sampah dari sumber sangat penting untuk mengurangi timbunan sampah ke TPA Warloka yang setiap hari mendapatkan "sumbangan" sampah 16 ton. Menurut dia, gerakan LakoSama adalah solusi dan wujud komitmen bersama dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang bersifat kolaboratif dan berpartisipasi.
"Untuk mengurusi sampah perlu keterlibatan semua pihak, apalagi mewujudkan pemilahan dari sumber itu membutuhkan partisipasi aktif semua pihak," ucap Putra.