Apple Bakal Buka Toko Pertama di India

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apple sudah mulai merekrut pekerja untuk toko pertamanya di India. Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Finansial Times. Daftar pekerjaan terbaru perusahaan menunjukkan lowongan pekerjaan baru untuk 12 peran ritel di berbagai lokasi di seluruh negeri, termasuk pemimpin toko, manajer senior, dan masih banyak lagi. Daftar pekerjaan yang mencakup posisi penuh dan paruh waktu, merujuk langsung ke Apple Store.

Menurut The Financial Times, setidaknya lima karyawan yang berlokasi di Mumbai dan New Dehli berbagi di LinkedIn bahwa mereka telah dipekerjakan untuk toko yang akan datang. Kepala perekrutan Apple di India, Renu Sevanthi, ikut merayakan kabar perekrutan di postingan LinkedIn.

Kabar pembukaan toko pertama Apple di India sejalan dengan laporan pada Juli 2022 dari The Economic Times yang menunjukkan Apple berencana membuka toko seluas 22 ribu kaki persegi di Mumbai pada awal tahun ini. Perusahaan juga dilaporkan sedang mengerjakan toko seluas 10 ribu hingga 12 ribu kaki persegi di New Dehli, bersama dengan beberapa toko lain di negara tersebut.

Dilansir The Verge, Senin (9/1/2023), Apple pertama kali membuat toko fisiknya tersedia untuk pelanggan di India pada tahun 2020 dengan CEO Tim Cook mengisyaratkan untuk membangun kehadiran fisik selama pertemuan pemegang saham pada waktu yang bersamaan. “Saya tidak ingin orang lain menjalankan merek untuk kami," kata Cook, mengacu pada pengecer pihak ketiga yang saat ini menjual iPhone ke pelanggan di toko fisik di India.

Awalnya Cook mengatakan Apple akan membuka toko pertamanya di India pada tahun 2021. Namun, rencana tersebut terus ditunda karena pandemi Covid-19. Karena Apple ingin memperluas jejak ritelnya di India, Apple juga membawa lebih banyak produksi ke India.

Perusahaan pertama kali mulai membuat iPhone di India pada tahun 2017 dan mengalihkan produksi iPhone 14 dari China ke India dalam beberapa pekan setelah peluncurannya. India mungkin mulai terlihat seperti pusat manufaktur yang semakin menarik yang mengalahkan China dan Vietnam sebagai negara dengan biaya produksi termurah dan memiliki pasar ponsel pintar yang sangat besar. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika