Kinerja Sektor Pariwisata Jatim Diperkirakan Naik Dua Kali Lipat
Sektor ini mulai kembali bangkit dan diperkirakan tancap gas di 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi kinerja sektor pariwisata bakal mengalami kenaikan dua kali lipat di 2023, seiring terus melandainya Covid-19. Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, pandemi Covid-19 memang menghantam sektor pariwisata Jatim dengan dangat keras. Namun pada 2022, sektor ini mulai kembali bangkit dan diperkirakan tancap gas di 2023.
Adik melanjutkan, salah satu pemicu peningkatannya adalah penghapusan PPKM. "Akan terus membaik. Apalagi presiden sudah mencabut aturan PPKM. Prediksi kami, sektor pariwisata Jatim pada tahun ini bakal naik dua kali lipat," ujarnya, Senin (9/1/2023).
Adik menjelaskan, jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik bakal naik signifikan, termasuk Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE). Di Batu saja, kata dia, pada 2022 jumlah wisatawan domestik mencapai 7,4 juta kunjungan. Hal ini menjadi sinyal pariwisata bakal tancap gas pada 2023.
Selain pencabutan aturan PPKM, lanjut Adik, turunnya harga tiket pesawat terbang juga berkontribusi besar terhadap kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang akan ke Jatim. "Untuk sektor transportasi juga ada penurunan harga, tiket pesawat turun. Hal ini berdampak sangat bagus dalam meningkatkan kunjungan Wisman karena sebenarnya Jatim miliki banyak destinasi wisata yang bertaraf internasional seperti Bromo, Ijen dan Gili Iyang," kata Adik.
Adik melanjutkan, agar kinerja semakin moncer, Kadin Jatim akan terus membantu promosi pariwisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri, Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim selalu menyelenggarakan kegiatan misi dagang, termasuk promosi pariwisata.
"Begitu juga dengan luar negeri, saat melakukan misi dagang ke sejumlah negara kami selalu mempromosikan pariwisata Jatim. Promosi juga kami lakukan saat kedatangan tamu atau delegasi dari luar negeri," ujarnya.
Kadin Jatim juga diakuinya secara berkelanjutan mendorong peningkatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten di titik wisata. Khususnya untuk daerah yang sektor pariwisatanya masih baru berkembang seperti Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Jember, dan Madura.
"Kalau di kota wisata seperti Batu dan Banyuwangi, sudah banyak SDM pariwisata yang tersertifikasi, seperti pemandu wisata. Nah, ini tetap harus terus ditingkatkan," kata Adik.
Di sisi lain, edukasi masyarakat sekitar objek wisata juga penting dilakukan. Termasuk kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bersinggungan langsung dengan wisatawan. UMKM kuliner misalnya, jika berdagang di area wisata, jangan sampai mematok harga sangat tinggi.
"Harus mencantumkan harga. Jangan sampai wisatawan kecewa dan merasa ditipu karena harus membayar dengan harga sangat tinggi," ujarnya.
Terkait jumlah kunjungan Wisman di 2022, ia mengungkapkan ada peningkatan sangat tinggi jika dibanding 2021. Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Jatim dari Januari hingga November 2022 tercatat mencapai 48.991 Wisman. Naik dibanding 2021 yang hanya 689 Wisman. Terbanyak dari Malaysia yang mencapai 30,86 persen. Kemudian disusul Singapura sebesar 16,07 persen, Tiongkok 4,30 persen, dan Amerika 3,41 persen.
"Tetapi jumlah tersebut masih jauh dibanding kondisi sebelum pandemi Covid-19. Pada 2018, jumlah Wisman yang masuk Jatim mencapai 320.529 Wisman," kata dia.