Pulau Baru Menyembul di Perairan Tanimbar, Fenomena Serupa Terjadi Waktu Tsunami Aceh
Usai gempa-tsunami Aceh pada 2003 muncul pulau dengan ketinggian tiga meter.
REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Yulianto, menjelaskan penyebab fenomena kemunculan pulau baru di Desa Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara. Pulau baru itu menyembul ke permukaan air setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,5 mengguncang Maluku.
"Pembentukan pulau baru terjadi dalam istilah geologi disebut patahan, di mana proses pengangkatan penurunan daratan terjadi akibat mekanisme siklus gempa," kata Eko ketika dihubungi Antara dari Ambon, Selasa (10/1/2023).
Eko mengatakan pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa disebabkan dua fase utama. Pertama ialah inter seismic yang merupakan fase awal gempa bumi dan kedua adalah fase coseismic adalah fase ketika gempa tektonik terjadi.
"Seperti yang pernah terjadi pada kasus gempa tsunami Aceh tahun 2004, munculnya pulau dengan ketinggian mencapai tiga meter," ungkap Eko.
Fenomena munculnya pulau baru di Tanimbar, menurut Eko, besar kemungkinan sebelum munculnya pulau baru, laut dangkal. Alhasil, ketika gempa menyentak, maka dasar laut dangkal ini bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru.
"Untuk mengonfirmasi prosesnya seperti apa sebelum kejadian gempa, kemungkinan masyarakat sudah mengamati apakah laut dangkal relatif dekat dengan permukaan air sehingga dengan sekali hentakan kejadian gempa, maka kemudian seolah-oleh muncul menjadi pulau baru," katanya.
Pada prinsipnya, menurut Eko, hampir seluruh kepulauan di Indonesia sebagian besar terbentuk karena proses tektonik dan vulkanik. Proses itu mengakibatkan semua yang berada di bawah laut, dalam satu masa muncul ke atas permukaan laut.
Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung api paling banyak di dunia. Proses pembentukan gunung itu menjadi salah satu faktor yang kemudian menyebabkan munculnya daratan keluar dari lingkungan perairan atau laut.
Selain itu, ada faktor kedua yang disebut sebagai tektonik. Sebab, pengangkatan daratan itu terjadi secara perlahan-lahan, juga secara cepat mengikuti siklus gempa bumi.
"Saat energi terkumpul melampaui plastisitas kerak bumi, kerak patah dan terangkat menjadi pulau baru," jelas Eko.