Pembunuhan demi Jual Organ Tubuh Terinspirasi Situs Yandex, ICT Watch Beri Tanggapan

Seberapa jauh pengaruh internet terhadap perilaku seseorang terutama remaja?

pixabay
Remaja yang bunuh anak berusia 11 tahun demi dijual organ tubuhnya terinspirasi situs Yandex. (Ilustrasi)
Rep: Desy Susilawati Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publik dihebohkan dengan kasus pembunuhan oleh dua remaja AD (17) dn MF (15) terhadap anak berusia 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan. Pembunuhan tersebut dilakukan dengan motif ekonomi yaitu menjual organ tubuh korban.

Baca Juga


Mereka "tergoda" menjual organ setelah melihat Yandex yang merupakan mesin pencari buatan Rusiat. Yandex memuat harga jual organ manusia yang nilainya hingga jutaan dolar AS.

Belakangan ini, internet sering menjadi tempat pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan masyarakat. Meski begitu, aktivitas berselancar di internet dinilai perlu dilakukan secara bijak. Seseorang perlu menyaring info apa yang dapat diterima maupun yang sebaiknya ditinggalkan.

Sebenarnya seberapa jauh pengaruh internet terhadap perilaku seseorang terutama remaja? Director Deputy ICT Watch, Widuri, mengatakan, perubahan atau transformasi teknologi apapun bentuknya, mengubah perilaku orang terhadap sesuatu. Sama halnya dengan internet. 

Menurut dia, manusia kini menjadi tidak sabaran. Dulu saat teknologi tidak secanggih sekarang, tingkat kesabaran manusia lebih panjang. 

"Beda ketika sekarang, WA sekian menit tidak dibalas, sudah melihat centang biru tapi tidak dibalas seringnya suuzan atau negatif thinking mengapa tidak langsung dibalas. Padahal yang namanya kegiatan manusia macam-macam. Itu baru satu hal mengenai perubahan perilaku," jelasnya kepada Republika.co.id, Rabu (11/1/2023).

Fenomena crowd behaviour juga terjadi di tengah pesatnya internet. Widuri menganalogikannya seperti kasus tawuran. Ketika ada seseorang meneriaki orang lain padahal dia tidak salah apa-apa, maka mereka ramai-ramai memukuli si orang tersebut. Saat di kerumunan, hal-hal demikian mudah sekali dipancing. 

"Hal itu juga yang terjadi di internet, ketika satu orang memberikan pernyataan provokasi, kemudian ada satu orang lagi menyatakan membenci dia dan apapun itu, ramai-ramai orang melakukan hal yang sama," ujarnya.

Tuntutan remaja sekarang untuk harus bisa selalu update dengan perubahan teknologi menjadi beban sendiri. Misalnya, teman-teman sekitarnya sudah pakai iPhone maka agar tidak dianggap cupu atau kudet, banyak yang memaksakan diri untuk punya iPhone yang sama.

Akhirnya mereka mencari jalan pintas dengan menjual ginjal. Hal ini seperti yang dilakukan kedua pelaku yang berniat menjual ginjal dan organ tubuh lainnya dari korban pembunuhan itu.

"Namun mirisnya, mereka bahkan belum paham bagaimana prosedur penjualan organ itu seperti apa, tetapi sudah nekat untuk menghabisi nyawa orang lain," kata Widuri.

Selain itu, Widuri mengatakan banyak kasus yang ditemui, remaja-remaja yang terlilit utang karena pinjaman online (pinjol) demi memenuhi keinginannya untuk membeli barang mahal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler