Pemprov Kalteng Ajak Generasi Muda Cintai dan Lestarikan Budaya Daerah

Generasi muda didorong terus mengembangkan diri, sehingga banyak menghasilkan karya

ANTARA/Makna Zaezar
Seorang peserta memperagakan teknik seni pencak silat tradisional Dayak, (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengajak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya daerah agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengajak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya daerah agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman serta bisa diwariskan kepada generasi penerus.

Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko di Palangka Raya, Rabu (11/1/2023), mengajak generasi muda melestarikan kebudayaan sebagaimana UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan. "Hal ini memberikan keleluasaan setiap warga negara untuk memajukan kebudayaan di daerahnya masing-masing," terangnya.

Oleh karenanya generasi muda didorong terus mengembangkan diri, sehingga semakin banyak menghasilkan karya yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang mengangkat ragam kebudayaan daerah yang dimiliki.

Di antaranya sebagai implementasi dari hal itu, melalui kolaborasi dapat tampil maupun menyelenggarakan pentas seni dan budaya, yang menampilkan pertunjukan karya kreatif serta inovatif.

Untuk mendukungnya, pemerintah provinsi memiliki sarana prasarana penunjang seperti yang tersedia di UPT Taman Budaya Kalteng di Palangka Raya, dan selama ini secara rutin banyak pentas seni dan budaya yang telah diselenggarakan.

"Semoga melalui karya seni ini bisa membuat kita semua sadar akan kelestarian, baik itu kelestarian alam maupun kelestarian seni budaya," jelasnya.

Terbaru, pertunjukan yang baru saja diselenggarakan adalah karya kreatif "Aruh Healing Nature For Future". Penggagas pertunjukan Abib Habibi Igal mengatakan, di tengah perkembangan zaman disertai kemajuan teknologi saat ini, masyarakat harus pandai memilah sumber informasi.

"Begitu juga kesenian dalam pertunjukan ini bisa menjadi satu tuntunan informasi yang bisa kita tarik nilai-nilainya untuk hidup kita yang lebih baik," katanya.

Dia menjelaskan, Aruh adalah sebuah ritual yang terdapat nilai-nilai gotong royong di dalamnya. Nature (alam) tak hanya sebatas hutan, tanah, laut, sungai, air dan lainnya.

"Namun nature adalah alat tubuh sendiri sebagai manusia yang kadang kita lupakan. Ketika kita ingin mengobati alam, kita harus sembuh terlebih dahulu. Aruh Healing Nature For Future ini mencerminkan bagaimana kita hari ini dan melihat posisi tubuh kita hari ini terhadap apa pun, baik tradisi, politik, sosial, kebudayaan dan pendidikan," ucapnya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler