Hitung-hitungan Peluang Puan dan Ganjar, Siapa Paling Dilirik Ibu Mega?

Ada tiga opsi yang paling memungkinkan diambil oleh Megawati.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).
Rep: Amri Amrullah/Nawir/Fauziyah Mursid Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Teka-teki siapa yang akan dimajukan oleh Ketum Megawati Sukarnoputri sebagai calon presiden (capres) 2024 masih terkunci repat. Ada tiga pilihan yang keras disebut sejumlah analis.

Pertama memajukan ketua DPR Puan Maharani sebagai calon presiden. Kedua, Megawati memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan terakhir memajukan keduanya sekaligus dengan skema Puan sebagai capres dan Ganjar cawapres atau sebaliknya 

Menurut analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif,  PDIP memang berpotensi besar sebagai koalisi tunggal di Pilpres 2024. Menurut Ikhwan berdasarkan aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mempunyai golden tiket untuk dapat mengusung bakal capres tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Baca Juga



"Dengan modal kursi di DPR saat ini, PDIP dapat mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri. PDI-P punya dua nominasi kandidat capres potensial di 2024, kalau dilihat dari pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, besar kemungkinan PDIP akan mengusung sendiri bakal capres dan cawapres, dan tidak menutup kemungkinan partai lain yang akan tertarik bergabung ke koalisi PDIP," ujarnya, Kamis (12/1/2023).

Berdasarkan hitung-hitungan presidential threshold, PDIP bisa saja menunjuk Puan atau Ganjar tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. Walaupun dalam tradisi Pilpres, diakui dia, gabungan partai politik sangat dibutuhkan untuk menambah kekuatan politik dalam merebut suara pemilih.

Karena itu, ia menilai, PDIP akan kewalahan jika mengusung capres dan cawapres sendiri, walau PDIP mempunyai infrastruktur politik yang kuat. Ini dilihat dari hasil pemilu sebelumnya, ketika PDIP berhasil menjalankan mesin partai sehingga memperoleh kemenangan berturut-turut.

"Berkaca pada pemilu sebelumnya PDIP berhasil memperoleh kursi terbanyak di tingkat legislatif dan juga eksekutif. Tidak menutup kemungkinan PDIP percaya diri di Pilpres 2024 dengan mengusung kandidatnya sendiri," tutur ikhwan.

Beberapa waktu lalu PDIP sempat melakukan silaturahmi politik dengan mengunjungi beberapa petinggi partai politik yaitu Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum partai NasDem Surya Paloh. Alhasil pertemuan tersebut tidak menunjukkan titik temu pembentukan koalisi.

"Penjajakan politik yang dibungkus dengan silaturahmi politik sebenarnya PDIP ingin menawarkan berkoalisi dengan partai politik manapun. Apalagi yang diutus Puan Maharani sebagai salah satu kandidat untuk maju sebagai Capres dari internal PDIP. Penjajakan politik itu sekaligus branding politik nama Puan Maharani sebagai capres terkuat PDIP," ungkap Ikhwan.

Ia mengatakan Puan Maharani lebih berpeluang besar mendapatkan tiket capres dibandingkan Ganjar Pranowo. Hal itu terbukti ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus Puan Maharani dalam penjajakan politik beberapa waktu lalu. Secara garis keturunan atau trah Soekarno, diakui, daya tawar Puan memang lebih besar.

Kedekatannya dengan Megawati sebagai Ketua Umum menjadi faktor utama peluang tiket capres lebih besar. Apalagi saat ini Puan menduduki jabatan kursi ketua DPR RI, sehingga tidak menutup kemungkinan langkah Ganjar semakin sempit.

Sementara untuk Ganjar Pranowo, Ikhwan melihat, bisa saja merebut tiket capres PDIP, karena sampai hari ini Ganjar menunjukkan sikap disiplin. Ia patuh dalam menunggu instruksi pilihan Ketua Umumnya meskipun desakan maju sebagai capres dari relawan politiknya sangat kuat.

"Sikap politik Ganjar ini dinilai mampu mempengaruhi arah pilihan petinggi PDIP dalam menentukan siapa yang benar-benar layak mewakili suara partai," ungkapnya.

Ia juga menuturkan tidak menutup kemungkinan keduanya mewakili suara partai PDIP untuk maju sebagai capres atau cawapres. Karena pilihan alternatif bagi PDIP bisa saja mengusung keduanya sebagai capres atau cawapres, ini semakin memperkuat potensi besar PDIP sebagai koalisi tunggal nantinya.

Justru, ketika Puan-Ganjar disatukan, ia melihat, akan ada partai politik lain yang tertarik bergabung ke koalisi PDIP. "Sebab ada nama Ganjar Pranowo sebagai salah satu capres potensial yang sering diperebutkan oleh partai politik lain," jelasnya.

Hingga hari ini ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum menyatakan secara resmi berkoalisi dengan partai politik pilihan PDIP. Dan yang selalu ditunggu, adalah pernyataan resmi Ketua Umum PDIP yang akan mempengaruhi peta koalisi Pilpres 2024, terutama arah koalisi partai politik yang masih tergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

"Jika yang dipilih salah satu, yakni Puan sebagai capres saya yakin Ganjar akan jadi rebutan partai politik lain, karena memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dalam bursa capres," terangnya.

Besar kemungkinan KIB akan menjadi sekoci alternatif bagi Ganjar, apalagi nama Ganjar sering disebut sebagai salah satu capres pilihan partai pengusung KIB. Jadi potensi besarnya akan muncul roadmap koalisi pilpres di 2024 yaitu KIB (PAN, Golkar, PPP), kemudian Koalisi Indonesia Raya (Gerindra dan PKB), Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS) kemudian PDIP sebagai koalisi tunggal.

Sayangnya, berdasarkan pidatonya ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terlihat jelas PDIP berusaha untuk mengulur waktu, mendeklarasikan nominasi bakal capres dan cawapres. Dalam konteks pilpres, strategi deklarasi capres last minutes sangat menentukan.

"PDIP sedang memanfaatkan momentum ini untuk menyimpan nominasi nama bakal capres dan cawapres yang sudah ada seperti nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani," jelas Ikhwan.

Sebelumnya Megawati Soekarnoputri mengaku, belum akan mengumumkan calon presiden yang akan diusung.  Keputusan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024 merupakan kewenangannya berdasarkan hasil Kongres V PDIP.

"Ngopo to yo orang ini sebetulnya seremonial 50 tahun, karena ini yang ditunggu-tunggu kalau orang main tarohan udah masang sing arep yang diumumke Ibu sopo," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).

"Ini urusan gue," sambung Megawati disambut tawa ribuan kader.

Sementara itu  pngamat politik sekaligus Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memprediksi calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pangi mengatakan, ini karena ikatan PDIP dengan Ganjar sudah paling kuat saat ini.

"Antara Ganjar dengan PDIP sudah bonding ini, hanya soal (waktu), kalau Ganjar tidak diusung ya PDIP akan bunuh diri," ujar Pangi saat dikonfirmasi, Rabu ( 11/1/2023).
Baca Juga

Pangi mengatakan, Ganjar sudah sesuai seperti yang digambarkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri yakni kader sendiri. Meskipun kader PDIP lainnya juga ada sosok Puan Maharani, tetapi Pangi menyakini PDIP akan mengusung Ganjar yang memiliki elektabilitas tinggi sebagaimana hasil survei selama ini.

"Ibu Mega tidak mungkin menjerumuskan kader ke sumur itu artinya Ibu Mega akan mengusung yang kira-kira bakal menang nggak mungkin kalah," ujar Pangi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler