Di AS, Anak Obesitas Kini Boleh Minum Obat dan Jalani Operasi
Menurut pedoman terbaru, anak obesitas harus diobati sejak dini dan secara agresif.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Amerika Serikat, anak-anak yang berjuang melawan obesitas kini harus dievaluasi dan diobati sejak dini dan secara agresif. Itu artinya, anak obesitas mulai usia 12 tahun bisa mendapatkan obat-obatan dan mereka yang berusia 13 tahun sudah boleh dioperasi sebagai pelengkap upaya diet intensif, olahraga, dan intervensi perilaku dan gaya hidup lainnya.
Cara penanganan obesitas pada anak tersebut diatur dalam pedoman terbaru yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics (AAP) pada Senin (9/1/2023). AAP mengingatkan bahwa pendekatan selama ini yang menunggu anak bertumbuh sambil mengamati kemungkinannya berhasil melawan obesitas cuma memperparah masalah.
Yang terjadi selama ini, anak obesitas akan terus mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya menjadi dewasa yang obesitas. Padahal, kalau tidak ditangani sejak dini, obesitas bisa membuat anak berisiko kena tekanan darah tinggi, diabetes, hingga depresi.
Dilansir AP, secara umum, pedoman terbaru mengizinkan dokter untuk memberikan obat yang tepat kepada anak berusia 12 tahun ke atas. Sementara itu, anak berusia 13 tahun ke atas dengan rujukan obesitas parah dapat menjalani operasi penurunan berat badan.
Tentunya, saran yang diberikan dokter akan bervariasi sesuai dengan kondisi anak. Dr Sandra Hassink, direktur medis untuk AAP Institute for Healthy Childhood Weight, sekaligus salah satu penulis pedoman tersebut, mengatakan bahwa pedoman itu bertujuan untuk mengatur ulang pandangan yang tidak akurat tentang obesitas sebagai "masalah pribadi, mungkin sebuah kegagalan dari ketekunan seseorang".
"Ini tidak berbeda dengan Anda menderita asma dan sekarang kami memiliki inhaler untuk Anda," kata dr Hassink.
Generasi muda yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang memenuhi atau melebihi bagian perseratus atau persentil ke-95 untuk anak-anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama dianggap obesitas. Anak-anak yang mencapai atau melebihi level tersebut sebesar 120 persen dianggap mengalami obesitas parah.
Indeks massa tubuh adalah ukuran dari ukuran tubuh berdasarkan perhitungan tinggi dan berat badan. Co-director of the Center for Pediatric Obesity Medicine di University of Minnesota, Aaron Kelly. Kelly mengatakan pedoman baru tersebut mempertimbangkan bahwa obesitas adalah masalah biologis dan kondisinya adalah penyakit kronis yang kompleks.
"Obesitas bukanlah masalah gaya hidup. Ini bukan penyakit gaya hidup karena sebagian besar muncul dari faktor biologis," kata dr Kelly.
Pedoman tersebut muncul saat perawatan obat baru untuk obesitas pada anak-anak telah muncul, termasuk persetujuan yang didapat Wegovy pada akhir bulan lalu. Wegovy diberikan dalam dosis suntikan mingguan untuk digunakan pada anak usia 12 tahun ke atas. Dosis obat yang berbeda, yang disebut semaglutide, juga digunakan dengan nama berbeda untuk mengobati diabetes.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menemukan Wegovy, dibuat oleh Novo Nordisk, membantu remaja mengurangi indeks massa tubuh mereka rata-rata sekitar 16 persen. Hasil tersebut lebih baik daripada hasil pada orang dewasa.
Dalam beberapa hari setelah otorisasi pada 23 Desember, dokter anak Claudia Fox telah meresepkan obat tersebut untuk salah satu pasiennya, seorang anak perempuan berusia 12 tahun. Ia menjelaskan obat itu menawarkan peluang bagi pasien untuk memiliki indeks massa tubuh yang hampir normal.
"Ini seperti level peningkatan yang sangat berbeda," ujar dr Fox yang juga spesialis manajemen berat badan di University of Minnesota.
Sementara itu, dr Justin Ryder, seorang peneliti obesitas di Lurie Children’s Hospital di Chicago, menuturkan obat tersebut memengaruhi jalur antara otak dan usus mengatur energi.
"Ini bekerja pada bagaimana otak dan perut Anda berkomunikasi satu sama lain dan membantu Anda merasa lebih kenyang daripada yang seharusnya," katanya.
Namun, dosis spesifik semaglutide dan obat anti-obesitas lainnya sulit didapat karena kekurangan baru-baru ini. Kekurangan itu disebabkan oleh masalah manufaktur dan permintaan yang tinggi, sebagian didorong oleh selebritas di TikTok dan platform media sosial lainnya yang membual tentang peningkatan penurunan berat badan.
Selain itu, banyak perusahaan asuransi tidak mau membayar pengobatan, yang biayanya sekitar 1.300 dolar AS atau sekitar Rp 20,1 juta. Di sisi lain, seorang ahli obesitas pediatri khawatir beberapa dokter mungkin terlalu cepat beralih ke obat-obatan atau operasi, sementara anak-anak dengan obesitas harus dirawat dini dan intensif.
"Bukannya saya menentang pengobatan, saya menentang penggunaan obat-obatan tersebut tanpa menyebutkan penyebab masalahnya," kata kata dr Robert Lustig, spesialis endokrinologi pediatri di University of California, San Francisco.