Tipe-Tipe Orang Narsis, Ada Jenis yang Sulit Dikenali
Ada dua jenis narsis yakni tipe muluk dan rentan. Apa bedanya?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika orang berpikir tentang narsisisme, mereka biasanya membayangkan sosok yang suka menjadi pusat perhatian. Faktanya, ada jenis narsistik yang tingkahnya mungkin tampak lebih sulit dikenali. Narsisisme yang mereka miliki kurang terlihat oleh orang luar.
Seorang psikolog klinis di Dynamic State Behavioral Health, Michael Wusik, mengatakan bahwa salah satu ciri utama gangguan kepribadian narsistik (NPD) adalah memiliki rasa harga diri atau status yang tinggi. Tanda umum lainnya, yaitu merasa berhak, butuh pengakuan, memandang rendah orang lain sebagai "inferior", mengambil keuntungan dari orang, serta mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain.
Ada dua jenis narsistik, yakni narsis muluk dan narsis rentan. Tipe narsis muluk cenderung menampilkan sifat-sifat ini secara terbuka, sementara tipe narsis rentan cenderung lebih halus. Orang yang memiliki narsis rentan mungkin tampak pemalu.
Saat pertama kali bertemu dengan seorang narsis rentan, mereka mungkin tampak pemalu, tertutup, atau defensif. Meskipun mementingkan diri sendiri, mereka masih berpikir dirinya lebih baik dibandingkan yang lain.
Selain itu, narsis muluk biasanya ekstrover dan terbuka percaya diri atau sombong. Orang narsis tipe ini jauh lebih sensitif terhadap kritik.
Wusik mengatakan, narsis rentan sangat menolak ejekan nyata atau potensial karena rasa tidak aman mereka. Jadi, mereka mengatasinya dengan menarik diri secara sosial, menjadi agresif, atau bertindak defensif jika mereka merasa kemampuannya dipertanyakan. Sementara narsis muluk cenderung percaya bahwa mereka lebih baik daripada yang lain.
Dilansir laman Insider pada Ahad (15/1/2023), berikut sembilan tanda seorang narsis rentan:
1. Menghindari situasi sosial tertentu
Orang narsis rentan mungkin menghindari situasi sosial yang melibatkan tugas atau permainan, di mana mereka tidak akan tampil sebaik orang lain. Wusik mengatakan, mereka khawatir terlihat lebih buruk dibandingkan yang lain atau berisiko tampak tidak kompeten, jadi mereka mungkin menghindari situasi itu.
2. Cenderung marah ketika tidak berhasil
Ketika mereka bukan yang terbaik dalam suatu hal, mereka tidak setuju dengan hal itu. “Tidak berhasil merupakan ancaman bagi identitas mereka dan ini, pada gilirannya, memicu kemarahan dan kadang-kadang, amukan,” kata Wusik.
3. Menyalahkan
Jika tidak berhasil dalam sesuatu, mereka menyalahkan apa pun kecuali diri mereka sendiri.
4. Iri
Meskipun memiliki harga diri tinggi, mereka masih cemburu pada orang lain. Wusik mengatakan, mereka mungkin merasa iri pada orang yang mengalami kesuksesan, bahkan mungkin merasa tidak adil jika orang lain sukses.
5. Mementingkan diri sendiri
Seperti narsis muluk, narsis yang rentan juga mementingkan diri sendiri. Pekerja sosial klinis berlisensi di Thriveworks, Katherine Glaser, mencontohkan narsis rentan terlalu mengkhawatirkan diri mereka sendiri sampai-sampai tidak dapat memedulikan emosi orang lain.
6. Sangat sensitif terhadap kritik
Mereka tidak dapat mengatasi umpan balik atau kritik. Wusik mengatakan, mereka cenderung menganggap umpan balik apa pun sebagai kasar, tidak adil, atau tidak dapat dibenarkan. Ironisnya, mereka sering kali sangat kritis terhadap orang lain.
7. Khawatir tentang bagaimana dianggap oleh orang lain
Narsis rentan sangat peduli dengan apa yang orang pikirkan tentang mereka. Mereka khawatir tentang bagaimana orang lain melihat mereka. Mereka mungkin mencari peluang di mana dapat memamerkan keahliannya dengan cara alami.
8. Rentan terhadap emosi negatif
Sangat umum bagi narsisis yang rentan untuk merasa tertekan, hampa, atau tidak berguna.
9. Memperalat orang
Glaser mengatakan, tindakan menggunakan orang lain merupakan hal biasa bagi narsis rentan. Mereka akan mengakhiri hubungan setelah tidak lagi mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari orang tersebut.
Perawatan orang dengan gangguan kepribadian narsistik cukup rumit karena biasanya orang seperti itu tidak mencari pertolongan. Namun, jika mereka akhirnya mencari bantuan untuk gejala kecemasan atau depresi, Glaser mengatakan seorang profesional kesehatan mental mungkin dapat menemukan gangguan tersebut selama penilaian dan membantu kesadaran diri.
Meski demikian, biasanya seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik tidak berpikir bahwa mereka membutuhkan perawatan untuk kondisinya itu. Bahkan, setelah ahli kesehatan mental memberikan diagnosis. Perubahan dapat terjadi jika individu itu dapat mengenali masalahnya dan melihat manfaat yang akan mereka alami.
Tidak ada pengobatan universal untuk hal tersebut dalam hal terapi atau pengobatan. Namun, psikoterapi jangka panjang adalah cara umum. Penting juga untuk mengatasi gangguan yang terjadi bersamaan, seperti depresi dan kecemasan. Dalam kasus ini, obat-obatan seperti antidepresan atau obat antikecemasan dapat membantu.