Olahraga 6 Menit per Hari Bisa Memperpanjang Usia Otak, Lakukan Segera

Olahraga intensitas tinggi setidaknya 6 menit per hari bisa memperpanjang umur otak.

Pixabay
Olahraga setidaknya 6 menit perhari dapat memperpanjang usia otak. (ilustrasi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga intensitas tinggi setidaknya selama enam menit setiap harinya dinilai dapat memperpanjang umur otak yang sehat dan menunda timbulnya gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit alzheimer dan penyakit parkinson. Penelitian baru yang diterbitkan dalam The Journal of Physiology menunjukkan, bersepeda singkat namun intens dapat meningkatkan produksi protein khusus yang penting untuk pembentukan otak.

Baca Juga


Selain itu, olahraga intensitas tinggi juga dapat bermanfaat untuk pembelajaran dan memori, serta dapat melindungi otak dari penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia. Protein khusus bernama brain-derived neurotrophic factor (BDNF) mempromosikan neuroplastisitas (kemampuan otak untuk membentuk koneksi dan jalur baru) dan kelangsungan hidup neuron.

Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa peningkatan ketersediaan BDNF mendorong pembentukan dan penyimpanan ingatan, meningkatkan pembelajaran, dan secara keseluruhan meningkatkan kinerja kognitif. Penulis utama Travis Gibbons dari University of Otago, Selandia Baru, mengatakan bahwa BDNF menunjukkan harapan besar pada model hewan. Namun intervensi farmasi sejauh ini gagal memanfaatkan kekuatan perlindungan BDNF pada manusia dengan aman.

“Kami melihat kebutuhan untuk mengeksplorasi non-farmakologis pendekatan yang dapat mempertahankan kapasitas otak yang dapat digunakan manusia untuk meningkatkan BDNF secara alami guna membantu penuaan yang sehat,” kata dia seperti dilansir Times Now News, Ahad (15/1/2023) waktu setempat.

Mereka menemukan, olahraga singkat namun berat adalah cara paling efisien untuk meningkatkan BDNF dibandingkan dengan puasa satu hari dengan atau tanpa sesi olahraga ringan yang panjang. BDNF meningkat empat hingga lima kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan puasa (tidak ada perubahan konsentrasi BDNF) atau aktivitas lama.

Penyebab perbedaan ini belum diketahui. Butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang terlibat. Satu hipotesis terkait dengan cerebral substrate switch dan metabolisme glukosa, sumber bahan bakar utama otak.

Peralihan substrat otak adalah ketika otak mengalihkan sumber bahan bakar favoritnya ke sumber bahan bakar lain untuk memastikan kebutuhan energi tubuh terpenuhi, misalnya metabolisme laktat daripada glukosa selama berolahraga. Transisi otak dari mengonsumsi glukosa ke laktat memulai jalur yang menghasilkan peningkatan kadar BDNF dalam darah.

Cerebral substrate switch terjadi ketika otak mengalihkan sumber bahan bakar favoritnya ke sumber lain untuk memastikan kebutuhan energi tubuh terpenuhi, misalnya metabolisme laktat daripada glukosa selama berolahraga. Transisi otak dari mengonsumsi glukosa menjadi laktat memulai jalur yang menghasilkan peningkatan kadar BDNF dalam darah.

Peningkatan BDNF yang diamati selama latihan bisa disebabkan oleh peningkatan jumlah trombosit (sel darah terkecil) yang menyimpan BDNF dalam jumlah besar. Konsentrasi trombosit yang bersirkulasi dalam darah lebih banyak dipengaruhi oleh olahraga daripada puasa dan meningkat sebesar 20 persen.

Sebanyak 12 peserta aktif secara fisik terdiri atas enam laki-laki dan enam perempuan berusia antara 18 dan 56 tahun terlibat dalam penelitian ini. Rasio seimbang peserta laki-laki dan perempuan adalah untuk memberikan representasi populasi yang lebih baik daripada menunjukkan perbedaan jenis kelamin.

Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mempelajari lebih dalam efek pembatasan kalori dan olahraga untuk membedakan pengaruh pada BDNF dan manfaat kognitif. Peneliti mempelajari bagaimana puasa untuk durasi yang lebih lama, misalnya hingga tiga hari, memengaruhi BDNF.

Mereka ingin mengetahui apakah berolahraga keras di awal puasa mempercepat efek menguntungkan dari puasa. "Puasa dan olahraga jarang dipelajari bersama-sama. Kami pikir puasa dan olahraga dapat digunakan bersamaan untuk mengoptimalkan produksi BDNF di otak manusia," kata Travis Gibbons.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler