Kondisi Ibu Menyusui Saat Bencana Perlu Jadi Perhatian
ASI akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta kondisi ibu menyusui saat terjadi bencana perlu menjadi perhatian. Sebab, terjadinya perubahan kondisi dan situasi yang dirasakan ibu menyusui bisa berdampak pada produksi air susu ibu (ASI).
"Yang justru harus diperhatikan adalah kondisi si ibu," kata anggota Satuan Tugas ASI IDAI Wiyarni Pambudi, Selasa (17/1/2023).
Ia menjelaskan, saat situasi bencana tentu terjadi perubahan. Jika biasanya aman di rumah, ada tempat berteduh, ada kehangatan, ada situasi dimana ibu menyusui hanya bersama anggota keluarga tetapi di saat harus mengungsi semua berubah, ibu akan berada di lingkungan yang sama sekali tidak terasa aman karena berada di tenda, berada di situasi yang tidak hangat bersama-sama dengan orang yang bukan hanya anggota keluarganya saja. Ia menambahkan, situasi psikis ini yang mungkin bisa mempengaruhi bukanlah kualitas ASI melainkan pengeluaran ASI.
Karena secara umum saat proses menyusui, produksinya tidak terganggu melainkan pengeluaran ASI yang terganggu kalau ibunya merasa kurang nyaman. Oleh karena itu, dia melanjutkan, untuk membuat ibu merasa nyaman maka di tahap awal fasilitasinya adalah menyediakan tenda khusus untuk ibu menyusui.
"Jadi, saat ibu perlu menyusui bayi sudah tersedia tempat yang khusus, tempat yang membuat tubuh lebih merasa nyaman sehingga ibu dengan lancar menyusui," ujarnya.
Sementara itu terkait produksi ASI juga berpengaruh, ia menjelaskan sebenarnya ASI akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI akan terdampak dari kondisi ibu dimana status gizi ibu sangat buruk. Sedangkan bagi ibu dengan status gizi kurang bahkan baik maka kualitas ASI masih cukup baik dan memenuhi syarat untuk kebutuhan bayi.
"Jadi, kita tidak perlu terlalu khawatir," ujarnya.