Menteri Keuangan AS dan PM China Sepakat Perkuat Komunikasi

AS dan China akan perkuat komunikasi dalam isu keuangan dan ekonomi makro.

AP Photo/Andrew Harnik
Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen setuju dengan Perdana Menteri China Liu He untuk memperkuat komunikasi dalam isu keuangan dan ekonomi makro.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen sepakat dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He untuk memperkuat komunikasi dalam isu keuangan dan ekonomi makro. Dalam pertemuan "yang jujur, subtantif dan konstruktif" di Zurich, Rabu (18/1/2023).

Dalam pernyataannya, Kementerian Keuangan AS mengatakan, kedua belah pihak sepakat memperkuat kerja sama pada iklim keuangan dalam dasar bilateral maupun multilateral. Seperti di PBB, kelompok 20 perekonomian terbesar di dunia atau G-20 dan APEC.

"Meski terdapat beberapa bidang yang tidak kami sepakati, dan kami akan menyampaikannya secara langsung, kami tidak boleh membiarkan kesalahpahaman, terutama yang disebabkan lemahnya komunikasi, memperburuk hubungan ekonomi dan keuangan bilateral kami," kata Yellen di awal pertemuan.

Liu mengatakan kedua negara membutuhkan "komunikasi serius" dan koordinasi dalam berbagai isu termasuk perubahan iklim dan ekonomi. Ia menegaskan siap melakukan pertukaran mendalam.

"Kami yakin kami harus mengingat gambaran yang lebih besar, untuk mencoba mengelola perbedaan kami dengan tepat dan mencari kesamaaan, dalam cara ini, kami berharap dapat bekerja sama untuk menjaga seluruh stabilitas hubungan China-AS," kata Liu yang diterjemahkan penerjemah.

Di sela pertemuan di forum G-20 di Bali, Indonesia, November tahun lalu lalu, Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping berjanji meningkatkan komunikasi antara dua negara.

"Kedua belah pihak sepakat penting fungsi ekonomi global untuk memperluas penguatan komunikasi di isu keuangan dan ekonomi makro," kata Kementerian Keuangan AS usai pertemuan Yellen dan Liu.

"Menteri Yellen juga mengangkat isu-isu yang diperhatikan dalam pertukaran pandangan yang jujur, ia menantikan dapat berkunjung ke China dan menyambut rekannya di Amerika Serikat dalam waktu dekat," tambah kementerian.

Pejabat Kementerian Keuangan AS mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung hampir tiga jam itu, Yellen dan Liu sepakat kedua negara mengambil langkah untuk mencegah resesi di ekonomi masing-masing. Dua delegasi juga menggelar pembicaraan produktif mengenai utang negara, keamanan pangan dan energi.

Pejabat itu mengatakan dalam prospek ekonomi, China menyadari resiko yang ditimbulkan sektor properti tapi mereka optimistis pertumbuhan dalam kembali normal. Pertemuan di Zurich menjadi tatap muka pertama menteri keuangan dengan pejabat pemerintah China sejak Yellen menjabat.

Dalam pernyataannya Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam pertemuan itu Beijing mengungkapkan keprihatinan pada kebijakan-kebijakan ekonomi, perdagangan, dan teknologi AS pada China. Beijing berharap AS memperhatikan kebijakan-kebijakan itu dapat berdampak pada kedua negara.

"China menyambut Yellen untuk berkunjung ke China di waktu yang tepat tahun ini. Kedua negara sepakat tim ekonomi dan perdagangan mereka akan melanjutkan komunikasi dan pertukaran di semua tingkat," kata kementerian.

Pada Oktober lalu Washington memberlakukan kontrol pada ekspor China untuk menahan perkembangan teknologi dan militernya. Termasuk menahan akses China ke peralatan produksi cip AS dan memangkas akses mereka ke cip yang diproduksi di mana di seluruh dunia dengan peralatan AS.

Sejak menjabat Yellen sudah bertemu secara virtual dengan Liu dan di Bali ia bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang. Liu akan mundur tahun ini dalam perombakan kepemimpinan kebijakan ekonomi China yang diumumkan September tahun lalu.

Bulan Desember Yellen mengatakan ia terbuka untuk berkunjung ke China. Ia menantikan "interaksi yang lebih intensif' dengan pejabat pemerintah China.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler