Covid-19 Melandai, Seberapa Penting Booster Kedua?

Virus penyebab Covid-19 tidak dapat diprediksi dan terus bermutasi.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Perlukah booster kedua meski kasus Covid-19 melandai? (ilustrasi)
Rep: Desy Susilawati Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI berencana memberikan vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster kedua. Pertanyaannya kemudian, perlukah booster kedua pada saat kasus Covid-19 di Indonesia suda melandai?

Baca Juga


Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr dr Erlina Burhan, mengatakan masyarakat tetap memerlukan vaksin booster kedua. Alasannya, Covid-19 merupakan penyakit yang tidak dapat diprediksi dan tidak terduga. 

Dia mencontohkan, China dan Jepang sangat disiplin, salah satunya soal penggunaan masker. Namun akhir-akhir ini kasus Covid-19 di sana meningkat tajam dan angka kematiannya cukup tinggi. Bahkan di China pada awal Desember 2022 sudah 60 ribu orang yang meninggal karena Covid-19. Kasusnya pernah mencapai 450 ribu per hari pada saat akhir 2022.

Jepang juga mengalami hal serupa, kasus kematiannya terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Kasusnya juga pernah 100 ribu per hari.

"Mereka sangat hati-hati bahkan protokol kesehatan (prokes)-nya ketat, namun mereka masih tetap bisa terjadi peningkatan kasus di dua negara tersebut," ujarnya dalam media briefing secara daring, Rabu (25/1/2023).

Menurut Erlina, di negara yang begitu ketat, kasus Covid-19 bisa menjadi tidak terduga karena virusnya selalu bermutasi. "Inilah akhirnya yang membuat lonjakan beberapa kasus di beberapa negara seperti China, Jepang, Brazil, Jerman, bahkan Korea Selatan," ujarnya.

Antisipasi yang dilakukan Korea Selatan dan Jerman, selain memberikan proteksi, juga memberlakukan aturan yang ketat terhadap pelancong yang datang. "Daripada kita terlambat, lebih baik, mumpung situasi tenang di Indonesia, kasus terkendali, kita tetap meningkatkan imunitas tubuh kita," ujarnya.

Erlina mengatakan, walaupun sudah vaksinasi, namun vaksin berikutnya dilakukan enam bulan kemudian, maka proteksi yang kita dapatkan menurun. Hal ini termasuk juga antibodi yang didapatkan karena terinfeksi Covid-19.

"Memang masyarakat Indonesia banyak uang antibodinya sudah tinggi, walaupu belum semua divaksinasi, kemungkinan besar antibodi yang didapatkan dari infeksi alamiah dari sakit Covid-19 itu akan menurun seiring dengan waktu," ujarnya.

Oleh sebab itu, Erlina mengajak masyarakat tetap melakukan vaksinasi Covid-19 booster kedua bagi yang sudah melaksanakan vaksinasi booster pertama. "Vaksinasi keempat atau booster kedua adalah salah satu upaya untuk meningkatkan proteksi masyarakat Indonesia," ujar Erlina.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler