Organisasi Muslim-Amerika Desak Pemerintah Swedia Kutuk Pembakaran Alquran
PM Swedia tidak secara jelas dan tegas menolak Islamofobia
REPUBLIKA.CO.ID., NEW YORK -- Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat (AS), pada Selasa (24/1/2022) mendesak pemerintah Swedia untuk mengecam aksi pembakaran kitab suci umat Islam Alquran baru-baru ini, di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
''Meski CAIR tidak menganggap pemerintah Swedia bertanggung jawab atas aksi provokasi ini, namun pernyataan Perdana Menteri Kristersson tidak secara jelas menyampaikan bahwa pemerintah Swedia dengan tegas menolak Islamofobia sebagai bentuk kebencian dan kefanatikan,'' kata NGO tersebut dalam sebuah surat yang dikirim ke Duta Besar Swedia untuk Amerika Serikat (AS) Karin Olofsdotter.
''CAIR dan komunitas Muslim Amerika, serta mereka yang peduli dengan kebebasan beragama secara global, tetap sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah laporan media, akademik, dan pemerintah yang merinci terus meningkatnya Islamofobia dan insiden bias anti-Muslim serta kejahatan rasial di Swedia,'' ungkap CAIR.
Pada Sabtu, Kristersson mengungkapkan di Twitter bahwa "kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku-kitab suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini."
Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Alquran di sekitar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu di bawah perlindungan polisi dan dengan izin dari pemerintah Swedia, mengakibatkan gelombang kecaman dari seluruh penjuru dunia Arab dan Islam.