AS Sangat Prihatin Warga Palestina Tewas dalam Operasi Militer Israel di Jenin
Insiden ini terjadi saat Menlu AS Antony Blinken akan berkunjung ke Tepi Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Kamis (26/1/2023) menyatakan sangat prihatin setelah pasukan Israel melakukan operasi militer di Kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat utara. Washington juga mendesak semua pihak agar meredakan ketegangan.
"Kami berduka atas hilangnya nyawa-nyawa tak berdosa serta warga sipil yang terluka dan sangat prihatin dengan sederet kekerasan di Tepi Barat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam keterangan tertulis.
"Kami menggarisbawahi urgensi pentingnya semua pihak untuk meredakan ketegangan, mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut serta untuk bekerja sama meningkatkan situasi keamanan di Tepi Barat," katanya.
"Warga Palestina dan Israel sama-sama layak untuk hidup secara aman dan terjamin."
Pernyataan itu menyebutkan bahwa sembilan warga Palestina, termasuk sedikitnya satu warga sipil, tewas di Jenin pada Kamis (26/1/2023).
Tertulis pula bahwa "Kami menyadari tantangan keamanan yang sangat nyata yang dihadapi Israel dan Otoritas Palestina dan mengecam kelompok teroris yang merencanakan dan melancarkan serangan terhadap warga sipil."
Militer Israel pada Kamis (26/1/2023) melancarkan serangan militer besar-besaran di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara. Akibatnya, sembilan orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka serta banyak bangunan dan properti mengalami kerusakan yang luar biasa.
Serangan itu terjadi saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hendak melakukan kunjungan ke Mesir, Israel, dan Tepi Barat pekan ini. Di Yerusalem, Menlu AS akan menemui perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, menteri luar negeriEli Cohen, dan sejumlah pejabat senior lainnya untuk membahas dukungan AS terhadap keamanan Israel, terutama ancaman dari Iran, menurut pernyataan tersebut.