Emas Melemah 0,6 Dolar AS

Harga emas turun setelah data inflasi AS sesuai ekspektasi dan dolar AS lebih kuat.

Antara/M Risyal Hidayat
Emas batangan (ilustrasi). CHICAGO -- Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu, 28/1/2023, WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tapi masih mencatat kenaikan pekanan. Penurunan harga emas terjadi setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menyusut 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.929,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.935,40 dolar AS dan terendah 1.916,50 dolar AS. Emas berjangka merosot 12,6 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.930,00 dolar AS pada Kamis (26/1/2023), setelah bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.942,60 dolar AS pada Rabu (25/1/2023), dan terangkat 6,80 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.935,40 dolar AS pada Selasa (24/1/2023). Emas mempertahankan kenaikan tipis hampir 0,1 persen untuk pekan ini, kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1/2024) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, ukuran inflasi yang disukai Fed, meningkat 4,4 persen tahun ke tahun pada Desember 2022, turun dari pembacaan 4,7 persen pada November 2022 dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021. Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang. Sementara itu, dolar AS naik tipis pada Jumat (27/1/2023) setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur //greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924. "(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Analis Pasar Senior di OANDA, Edward Moya. Moya menambahkan, pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi //bullish dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil. Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember 2022. National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,5 persen pada Desember, mematahkan penurunan beruntun enam bulan. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,8 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 23,622 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April terpangkas 6,2 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi menetap pada 1.016,80 dolar AS per ons.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO --  Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu, 28/1/2023, WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tapi masih mencatat kenaikan pekanan. Penurunan harga emas terjadi setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menyusut 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.929,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.935,40 dolar AS dan terendah 1.916,50 dolar AS. Emas berjangka merosot 12,6 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.930,00 dolar AS pada Kamis (26/1/2023), setelah bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.942,60 dolar AS pada Rabu (25/1/2023), dan terangkat 6,80 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.935,40 dolar AS pada Selasa (24/1/2023).

Emas mempertahankan kenaikan tipis hampir 0,1 persen untuk pekan ini, kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1/2024) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, ukuran inflasi yang disukai Fed, meningkat 4,4 persen tahun ke tahun pada Desember 2022, turun dari pembacaan 4,7 persen pada November 2022 dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021. Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.

Sementara itu, dolar AS naik tipis pada Jumat (27/1/2023) setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924.

"(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Analis Pasar Senior di OANDA, Edward Moya.

Moya menambahkan, pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi bullish dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil.

Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember 2022. National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,5 persen pada Desember, mematahkan penurunan beruntun enam bulan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,8 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 23,622 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April terpangkas 6,2 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi menetap pada 1.016,80 dolar AS per ons.

Baca Juga


 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler