Erick Ungkap Pentingnya Sistem yang Berkelanjutan dalam Perbaikan Sepak Bola

Sepak bola Indonesia butuh sistem yang sehat dan pemimpin punya nyali

Republika/Putra M. Akbar
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersiap melakukan pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Calon Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan pentingnya sistem dan aspek leadership atau kepemimpinan dalam perbaikan sepakbola Indonesia. Erick mencontohkan Jepang yang begitu konsisten dalam menjalankan blue print atau cetak biru dalam memajukan sepakbola.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan pentingnya sistem dan aspek leadership atau kepemimpinan dalam perbaikan sepak bola Indonesia. Erick mencontohkan Jepang yang begitu konsisten menjalankan cetak biru dalam memajukan sepak bola.


"Dulu Jepang belajar sepak bola dari Indonesia sekarang mereka sudah bicara di level dunia, kok bisa? Sepak bola Indonesia butuh sistem yang sehat dan pemimpin yang punya nyali agar bersih dan berprestasi," ujar Erick dalam akun Instagram, @erickthohir pada Selasa (31/1/2023).

Mantan presiden Inter Milan itu mengatakan, Jepang sudah memiliki cetak biru sepak bola 100 tahun ke depan. Bahkan, Jepang juga mencoba melihat sejumlah model kompetisi yang ada di negara lain, termasuk Indonesia. 

"Tapi mereka serius. Kalau kita lihat sepak bola Jepang itu benar-benar kulturnya mereka, cara mereka bermain itu kulturnya mereka, enggak ada individual, bagaimana suporter Jepang kasih lihat kultur lagi bersih-bersih setelah nonton Piala Dunia, loker pemain juga bersih," ucap Erick.

Erick menyebut persoalan sepak bola yang sejak lama mengakar terletak pada aspek manajemen. Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan, Indonesia selama ini tidak memiliki manajemen yang solid dan keberlanjutan dalam pengelolaan sepak bola.

Dia menilai, penguatan sistem dan kepemimpinan menjadi hal yang mutlak dalam mengubah wajah sepak bola Indonesia. Kedua aspek tersebut harus berjalan bersama.

"Artinya ada sesuatu kontinuitas yang harus bersamaan. Blueprint Jepang 100 tahun, memang dia mikirin siapa perdana menterinya, siapa menporanya, siapa Ketua PSSI-nya, jangan dikit-dikit dibawa politik, ini bukan politik, ini olahraga," kata Erick.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler