Kisah Judy Perkins, Perempuan Pertama Sembuh dari Kanker Payudara Stadium 4

Seperti apa pengobatan yang dijalani Judy Perkins untuk sembuh dari kankernya?

Torin Halsey / AP
Mamografi (Ilustrasi). Selain faktor genetik atau keturunan, faktor hormonal serta gaya hidup tidak sehat bisa memicu kanker payudara.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker payudara stadium akhir ternyata dapat disembuhkan. Seorang perempuan bernama Judy Perkins menjadi yang pertama selamat dari penyakit mematikan tersebut.

Perkins yang kini berusia 56 tahun pernah diagnosis kanker payudara pada 2003. Meskipun kondisinya sempat diketahui pada stadium awal dan telah menjalani mastektomi, kankernya kambuh satu dekade kemudian.

Pada 2013, Perkins didiagnosis menderita kanker stadium 4. Ini berarti tumor telah menyebar ke bagian lain dari tubuhnya, termasuk hati.

Perkins sekarang telah bebas kanker. Dalam wawancara bersama The Telegraph, Perkins mengaku sempat bertanya kepada ahli onkologi yang merawatnya untuk memberi dia perkiraan usia harapan hidupnya.

Perkins menebak dia hanya punya waktu tiga tahun. Sang suami disebut memahami situasi sulit yang dihadapinya. Anak laki-lakinya, Chris dan Charlie, yang saat itu berusia 13 dan 15 tahun, juga syok mendengar kabar kesehatan ibu mereka.

Dianggap sebagai stadium kanker yang paling parah, stadium 4 kerap dikaitkan dengan risiko kematian tertinggi. Terlepas dari prognosis yang terkesan seram, ternyata itu bukanlah bagian akhir dalam perjalanan Perkins.

Selama dua tahun berikutnya, kanker Perkins semakin parah. Walaupun sudah menjalani kemoterapi untuk memperpanjang hidupnya, Perkins tetap mengembangkan banyak tumor, termasuk klaster yang menyerupai bola tenis di hatinya.

Kualitas hidup Perkins pun merosot sampai ia mulai bertanya-tanya seperti apa kematian itu. Namun, Perkins sekarang bisa kembali hidup dengan sehat dan yang paling penting adalah tubuhnya benar-benar bersih dari kanker.

Perkins pun menjadi orang pertama di dunia yang disembuhkan dari kanker payudara metastatik dengan pengobatan imunoterapi. Seperti apa pengobatan yang dijalaninya?

Merevolusi perawatan kanker, imunoterapi menggunakan sistem kekebalan untuk melawan kanker, dengan membantu mengenali dan menyerang sel kanker. Terlebih lagi, kanker payudara bukan satu-satunya jenis kondisi mematikan yang bisa mendapat manfaat dari perawatan ini, misalnya, melanoma metastatik memiliki kelangsungan hidup rata-rata sekitar tujuh bulan pada 20 tahun yang lalu.

Saat ini, tingkat kelangsungan hidup sekitar 40 persen berkat imunoterapi. Perkins memulai pengobatannya pada Agustus 2015, ketika para ilmuwan memanen beberapa sel kekebalan penangkal tumornya sendiri.

Baca Juga


Sel-sel ini kemudian diperbanyak di laboratorium, memungkinkan para ahli untuk menyuntiknya dengan 80 miliar sel di bulan Desember. Selain itu, Perkins juga diberi pembrolizumab, yaitu obat imunoterapi yang mengambil rem biologis dari sel kekebalan, memungkinkan itu menyerang kanker dengan lebih agresif.

Hanya dalam beberapa hari, tumor Perkins menyusut hingga dia bisa berhenti minum obat penghilang rasa sakitnya. Hanya lima bulan setelah perawatan ini, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Perkins akhirnya bebas dari kanker. Judy pun menggambarkan kesembuhannya sebagai hal "ajaib".

Satu dekade setelah perawatannya, Perkins dapat menyaksikan putra-putranya tumbuh dewasa sambil menjalani kehidupan yang aktif. Dia menyebut perawatan yang diterimanya telah digunakan selama lebih dari satu dekade sampai sekarang.

Hampir setiap orang yang telah memiliki respons lengkap bisa bebas kanker. “Saya tidak membuang-buang waktu untuk mengkhawatirkan apakah kanker saya akan kembali. Saya merasa sembuh. Saya merasa luar biasa," ujarnya, dikutip laman Express, Selasa (31/1/2023).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler