Sekolah Umum Cambridge Buat Ruang Khusus untuk Sholat
Ruang sholat itu pertama dan satu-satunya di sekolah umum New England.
REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Sebagai seorang Muslim yang taat, Zakkiyya Witherspoon terpaksa sholat di tempat tidak layak seperti di belakang rak buku selama bertahun-tahun saat bekerja di sekolah umum Cambridge, Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena kurangnya tempat khusus sholat di tempat kerja.
Namun kabar baik terjadi, khususnya untuk siswa dan staf Muslim karena Sekolah Umum Cambridge telah mendirikan 'ruang suci' yang didedikasikan untuk sholat. Keputusan tersebut menjadikan Cambridge sebagai distrik sekolah umum pertama di New England yang memberi siswa dan staf ruang untuk melakukan praktik keagamaan.
“Seorang Muslim yang wajib sholat beberapa kali sehari mengalami konflik internal ketika mereka tidak dapat memenuhi kewajiban itu,” kata Witherspoon, dilansir dari About Islam, Selasa (24/1/2023).
Sholat yang aman
Selama tahun-tahun ini, Witherspoon ikut mendirikan Komunitas Muslim Sekolah Umum Cambridge. Komunitas ini mengadvokasi ruang suci untuk ditawarkan di semua Sekolah Umum Cambridge.
“Kami akhirnya mencapai tempat di mana kami dapat secara terbuka menjadi diri kami sendiri di tempat kerja kami dan hal yang sama berlaku untuk siswa kami,” katanya.
“Ketika mereka dapat datang ke sekolah dan tidak memikirkan 'Oh, saya harus sholat dan tidak ada tempat untuk berdoa dan saya tidak ingin memberi tahu teman-teman saya bahwa saya harus melakukan ini, mungkin mereka akan melakukannya. mengolok-olok saya, 'itu menormalkan aktivitas ini dan itu menghibur," ujarnya.
Muslim sholat lima kali sehari, dengan setiap doa terdiri dari serangkaian postur dan gerakan, yang masing-masing disebut rakaat. Lima waktu sholat dibagi sepanjang hari yang dimulai dengan sholat Subuh saat fajar.
Siswa kelas tujuh Ilwaad Muhumed adalah salah satu siswa yang merasa lega dengan keputusan baru tersebut. “Biasanya saya sholat di rumah, tapi terkadang saya harus melewatkan beberapa sholat sebelum sekolah berakhir. Sekarang saya tidak merindukan mereka, saya merasa lebih bahagia dan lebih dekat dengan Tuhan,” kata Muhumed.