Kemenag Targetkan Punya Peta Jalan Dakwah Nasional pada 2023
Dai hendaknya menyampaikan ceramah secara progresif dengan tidak berkutat ritual.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama menargetkan memiliki peta jalan dakwah secara nasional pada 2023 dalam upaya memperkukuh kerukunan antarumat beragama.
"Kami menargetkan tahun ini memiliki peta dakwah secara nasional," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Kamaruddin mengatakan Indonesia dengan keberagaman yang tinggi memerlukan pemetaan dalam dakwah. Menurutnya, beberapa provinsi sudah memiliki peta dakwah.
Hanya saja, peta dakwah secara nasional belum ada. "Sebetulnya kita sudah memiliki peta dakwah di delapan provinsi. Kami berharap tahun ini peta dakwah secara nasional bisa selesai," katanya.
Kamaruddin menjelaskan peta jalan dakwah ini akan menyasar tiga target dakwah. Pertama, dakwah menyasar masyarakat perkotaan. Ia menyebut pengurus dan anggota Majelis Dakwah Kebangsaan (MDK) hendaknya memiliki strategi khusus dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat perkotaan yang dinamis.
Kedua, dakwah akan menyasar anak muda. Ia menyebut generasi muda yang terdiri dari generasi milenial dan Z ini berjumlah 52 persen dari total penduduk Indonesia. Terakhir, para dai hendaknya menyampaikan ceramah secara progresif dengan tidak berkutat pada tema ritual semata. Menurutnya, tanpa meninggalkan tema ritual, masyarakat harus diberikan pencerahan berbagai isu kekinian dengan pendekatan agama.
"Kalau kita memiliki peta, Insya Allah afirmasi terhadap dakwah bisa dilakukan terarah. Ada panduan dan garis besarnya kira-kira daerah ini membutuhkan dakwah yang seperti apa untuk merespons karakter masyarakat di daerah tersebut. Ini yang menjadi salah satu pekerjaan kita tahun ini," kata dia.
Ia berharap peran MDK yang belum lama terbentuk menjadi pionir dalam penyusunan peta dakwah. Dia menargetkan MDK menjadi entitas yang berpengaruh dan memberikan arah dakwah di Indonesia.
"Kami menargetkan Majelis Dakwah Kebangsaan ini bisa menjadi panutan, instrumen dalam meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama di Indonesia," katanya.