Listrik Berbasis EBT Dukung Kembangkan Kapasitas Data Indonesia

Pasokan listrikke data center merupakan dukungan PLN pada peningkatan kapasitas data

portal.pln.co.id
PT PLN (Persero) menyatakan penyediaan pasokan listrik yang andal, serta berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke perusahaan data center atau pusat data merupakan bentuk dukungan PLN terhadap peningkatan kapasitas data di Indonesia. (ilustrasi).
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT PLN (Persero) menyatakan penyediaan pasokan listrik yang andal, serta berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke perusahaan data center atau pusat data merupakan bentuk dukungan PLN terhadap peningkatan kapasitas data di Indonesia.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Bali, Rabu (1/2/2023), melihat hal tersebut sebagai peluang meningkatkan permintaan (demand) dan siap mendukung kebutuhan listrik pelanggan data center di Indonesia. Setidaknya dari rencana pembangunan dan pengembangan data center sampai tahun 2027, terdapat 51 calon pelanggan pasang baru dengan total kapasitas daya sebesar 2,970 mega volt ampere (MVA).

Selain itu, ada 21 calon pelanggan penambahan daya dengan total kapasitas sebesar 480 MVA. Dia mengatakan intensitas pengguna internet dalam masyarakat menyebabkan terjadinya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi, seperti e-Commerce, e-Learning, e-Government, sosial media, dan penggunaan aplikasi lain.

"PLN memahami peningkatan kebutuhan internet di tengah masyarakat, karena itu PLN siap memberikan dukungan kelistrikan bagi pelanggan data center di Indonesia," kata Darmawan.

Darmawan mengatakan, saat ini jumlah pelanggan data center di Indonesia ada 94 pelanggan dengan total kapasitas 727,1 MVA. Populasi dan kapasitas terbesar berada di Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat, UID Jakarta, dan UID Banten.

"PLN terus memberi dukungan dengan pasokan listrik yang andal dan sustainability dengan dukungan layanan penggunaan energi terbarukan untuk perkembangan data center," kata Darmawan.

Pada sisi lain, kebutuhan pasokan listrik pusat data terus mengalami peningkatan secara global misalnya, pusat data menyumbang sekitar 1 persen atau 205 Terrawatt hour (TWh) penggunaan listrik global pada tahun 2018.

Baca Juga



Dia memprediksi, permintaan listrik tahunan dari pusat data diproyeksikan dapat tumbuh hingga 3.000 TWh pada tahun 2030. Khusus di Indonesia, Pemerintah saat ini juga sedang merencanakan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) di empat lokasi, di antaranya PDN I di Bekasi dan PDN II Batam yang dijadwalkan beroperasi di 2024 dengan kapasitas 40 Mega Watt (MW), PDN III di IKN dan PDN IV di Labuan Bajo yang dijadwalkan beroperasi pada 2026 dengan kapasitas 40 MW.

"Untuk mendukung program Pemerintah, PLN akan terus bertransformasi dan inovasi untuk terus mendukung kebutuhan pasokan listrik pusat data yang terus meningkat," kata dia.

Peningkatan investasi dari luar negeri terhadap pengembangan industri data center di Indonesia tidak hanya membutuhkan keandalan listrik, melainkan juga listrik yang berbasis energi baru dan terbarukan. "Tidak hanya andal, kami juga menghadirkan solusi berupa layanan REC PLN bagi industri data center yang juga membutuhkan pasokan listrik berbasis energi bersih," kata Darmawan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler