Harga Beras Naik, Jokowi Minta Bulog Gencarkan Operasi Pasar

Presiden Jokowi menyebut harga beras mengalami kenaikan di semua provinsi.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pekerja mengangkut beras di Gudang Baru Bulog Cisaranten Kidul, Gedebage, Kota Bandung, Senin (30/1/2023). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut harga beras tengah mengalami kenaikan di semua provinsi.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut harga beras tengah mengalami kenaikan di semua provinsi. Oleh karena itu, ia meminta Bulog untuk kembali melakukan operasi pasar guna mengendalikan kenaikan harga.

Baca Juga


"(Harga) beras memang naik, di semua provinsi memang naik. Ini yang sedang kita lakukan operasi pasar oleh Bulog di seluruh provinsi," kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di Pasar Baturiti, Tabanan, Bali, Kamis (2/2/2023).

Meski sebelumnya pemerintah telah melakukan operasi pasar di awal Januari, namun upaya tersebut dinilainya belum bisa mengendalikan kenaikan harga beras. Oleh karena itu, dalam beberapa pekan ke depan pemerintah akan terus melanjutkan operasi pasar di berbagai daerah.

"Terus dilakukan meskipun sudah mulai awal Januari dilakukan tapi belum, baru turunnya dikit. Ini minggu-minggu ini terus kita lakukan operasi pasar besar-besaran," ujar dia.

Sebelumnya dalam rapat terbatas pada Selasa (31/1/2023), Jokowi menginstruksikan jajarannya agar menstabilkan harga beras yang saat ini tengah mengalami kenaikan. Dalam rapat terbatas tersebut turut dihadiri Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan Jakarta.

“Pak Presiden (Joko Widodo) perintahkan langsung kepada kami bertiga untuk stabilisasi harga beras,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Arief mengatakan, saat ini terdapat stok beras Bulog sekitar 300 ribu ton dan diharapkan dapat segera disalurkan. Lebih lanjut, berdasarkan kerangka sampel area dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari dan Maret mendatang juga akan terjadi puncak panen.

“Biasanya setelah panen akan mengisi lumbung pangan yang ada dulu, jadi biasa rumah tangga petani, kemudian stok di penggilingan, Bulog dalam hal ini harus mempersiapkan,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya siap mengedarkan 315 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk operasi pasar. Selain itu, pemerintah juga masih memiliki cadangan beras impor untuk diturunkan dalam operasi pasar.

“Semuanya akan kita habiskan untuk operasi pasar untuk Januari-Februari sampai nanti Maret yang awal tadi bilamana sudah tidak diperlukan untuk operasi pasar, kita akan melakukan penyerapan dari panen-panen yang akan datang ini,” kata dia.

Baca juga : Menelaah Keberadaan Mafia Beras di Tengah Serbuan Impor

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler