Barang-Barang Ini Sering Dicuri Penumpang Pesawat, Bahayakan Nyawa Orang Lain!
Ada saja penumpang yang mengambil barang-barang penting di pesawat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pramugari memiliki tuntutan pekerjaan yang cukup lengkap. Mereka harus mampu memberikan dukungan medis darurat, menjaga keamanan penumpang, hingga menghentikan pencurian properti pesawat.
Entah mengapa, makin banyak penumpang yang mencoba dan mengambil suvenir dari pesawat. Seorang pramugari di Inggris menjelaskan bahwa hal itu sangat gegabah dan bisa juga menjadi sangat berbahaya.
Dilansir the Sun pada Jumat (3/2/2023), salah satu barang utama yang sering dicoba ambil penumpang dari pesawat adalah jaket pelampung. Di eBay, pelampung pesawat "hanya" dijual seharga 100 pound (sekitar Rp 1,8 juta).
Padahal, ada beberapa hal buruk yang terjadi jika Anda mencuri pelampung dari pesawat. Pertama, Anda bisa merampas perlengkapan penting yang menyelamatkan nyawa seseorang.
Jika penerbangan setelah Anda harus mendarat di laut, Anda benar-benar mempertaruhkan nyawa seseorang, yang tampaknya sedikit tidak adil demi 100 pound. Kedua, pramugari sebetulnya tahu siapa yang mencuri pelampung karena memiliki datanya penumpang yang duduk di kursi tersebut.
Tidak memiliki peralatan keselamatan yang cukup di dalam pesawat dapat membuat maskapai tersebut didenda besar jika auditor mengetahuinya. Jadi, pencuri manapun tidak perlu terlalu terkejut jika mereka mendapat telepon dari pramugari untuk meminta pelampung kembali.
Selain jaket penyelamat, beberapa penumpang ada yang mencuri kartu keselamatan yang ditempatkan di bagian belakang kursi pesawat. Ini sedikit kurang berbahaya dibandingkan jaket pelampung, tapi tetap tidak ideal.
Informasi kartu keselamatan harus dapat diakses semua penumpang pesawat untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga. Kartu keselamatan sebagian besar diambil oleh ahli penerbangan yang mengumpulkannya dari setiap pesawat yang mereka tumpangi.
Penumpang cenderung mengambil barang hanya karena mereka merasa berhak. Padahal, itu seharusnya tidak mereka lakukan.
Pada penerbangan jarak jauh, misalnya, penumpang kelas ekonomi sering kali harus melewati kursi kelas bisnis dan terkadang berjalan melewati dapur. Di dapur, pramugari menyiapkan irisan buah, gelas sampanye, dan hidangan lainnya yang siap dibagikan kepada penumpang di bagian depan pesawat.
Hanya saja, orang-orang yang lewat kerap mengambilnya sendiri dan membawanya kembali ke kelas ekonomi, sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan. Penumpang harus membayar ekstra untuk mendapatkan fasilitas semacam itu di penerbangan.
Akan tetapi, pramugari ada juga yang sama buruknya dengan penumpang. Penulis pernah mengunjungi teman-teman dan menemukan barang-barang dari tempat kerja. Dari sabun dan losion di kamar mandi, tempat garam dan merica, bahkan alat makan dan gelas anggur.