Pakar Sebut Aib Besar India, Rafale Ditembak Jatuh Jet J-10 Pakistan

Harga pasaran jet Rafale yang ditembak Chengdu J-10C tiga kali lipat lebih mahal.

@Defense_Talks
Jet tempur Dassault Rafale India ditembak jatuh Pakistan.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Penembakan jet tempur Rafale oleh militer Pakistan yang dilaporkan berhasil, menandai apa yang bisa menjadi kerugian tempur pertama pesawat buatan Prancis tersebut. Hal itu menimbulkan pukulan serius bagi reputasinya dan potensi penjualan pada masa mendatang, menurut laporan TRT World.

Baca Juga


Seorang pejabat senior Prancis mengonfirmasi kepada CNN bahwa Pakistan berhasil menembak jatuh setidaknya satu jet tempur Rafale yang dioperasikan oleh Angkatan Udara India (IAF).

"Jika jet tempur Rafale benar-benar jatuh, itu bisa menjadi langkah signifikan menuju eskalasi," kata Gilles Boquerat, pakar keamanan Asia Selatan di Yayasan Riset Strategis Prancis, dalam komentarnya kepada TRT World dikutip Jumat (9/5/2025).

India telah membeli 36 jet Rafale dari Dassault Aviation antara 2020 dan 2022 dengan harga sekitar 8,7 hingga 9,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 143,8 triliun hingga Rp 155,5 triliun, yang menjadikannya sebagai permata mahkota IAF. Kehilangan satu jet dalam pertempuran tidak hanya akan merusak prestise militer India, tetapi juga menyoroti kesalahan perhitungannya atas peningkatan kemampuan udara Pakistan.

Terutama, penggunaan jet tempur Chengdu J-10C produksi China. Apalagi, di pasaran harga jet tempur Chengdu J-10C sekitar sepertiga lebih murah daripada Rafale.

"Ini akan menjadi aib besar bagi IAF," kata Boquerat, seraya menekankan bahwa Rafale dianggap sebagai jet tempur tercanggih di India.

The New York Times, mengutip tiga pejabat India yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa "beberapa pesawat India telah jatuh," tanpa mengonfirmasi model mana yang hilang. Hingga kini, New Delhi juga belum mengakui, secara resmi mereka telah kehilangan sejumlah jet tempur yang ditembak jatuh Pakistan.

"Ini dapat berdampak negatif pada kesepakatan ekspor Dassault di masa mendatang, karena negara-negara mungkin mempertimbangkan kembali untuk berinvestasi pada jet tempur yang kini terbukti rentan dalam pertempuran," Boquerat memperingatkan.

 

Sebelumnya, sumber-sumber militer Pakistan, termasuk Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif, mengeklaim bahwa lima pesawat Angkatan Udara India, termasuk tiga Rafale, satu Mikoyan MiG-29 dan satu Sukhoi Su-30, ditembak jatuh dengan jet Chengdu J-10. Pakistan memang mengoperasikan jet tempur buatan China tersebut. Namun, di pihak India, hanya sumber keamanan anonim, yang berbicara kepada Agence France-Presse, yang mengakui kerugian militer.

Baca: Satgas TNI Kontingen Garuda Raih Medali Kehormatan dari PBB

Sementara itu, The Independent melaporkan, Angkatan bersenjata Pakistan telah menjatuhkan 12 pesawat drone yang dikirim oleh India ke kota-kota utamanya, termasuk Lahore dan Karachi, kata militer, sehari setelah Islamabad berjanji untuk membalas kematian 31 warga sipil dalam serangan udara India. Militer menuduh India mengirim pesawat drone Harop buatan Israel untuk melanggar wilayah udara Pakistan.

India belum mengomentari laporan tersebut. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif, telah memperingatkan bahwa ada ancaman "yang jelas dan nyata" berupa kemungkinan eskalasi nuklir dengan negara tetangga India. Penembakan hebat telah terjadi sepanjang malam dan pagi di perbatasan de facto di Kashmir.

Baca: AS Setujui Penjualan SeaVision ke India, Cegah Dominasi China

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler