Motif Terdepaknya Ilhan Omar, Dendam Politik di Balik Pernyataan Anti-Semit?
Muslimah Ilhan Omar terdepak dari Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC – Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dari Partai Republik menggulingkan anggota Demokrat, Ilhan Omar, dari komite profil tinggi.
Langkah ini diambil menanggapi pernyataannya yang secara luas dikutuk sebagai anti-Semit, dua tahun setelah Demokrat mencopot dua Republikan dari penugasan komite.
"Saya seorang Muslim, saya seorang imigran dan, yang menarik, saya berasal dari Afrika," kata wanita progresif berusia 40 tahun dari Minnesota itu, dalam pidato menantang menjelang pemecatannya dari Komite Urusan Luar Negeri.
"Apakah ada yang terkejut saya menjadi sasaran? Apakah ada yang terkejut saya dianggap tidak layak untuk berbicara tentang kebijakan luar negeri Amerika?" lanjutnya.
DPR Amerika Serikat terpecah belah dengan memberikan suara 218-211, saat memutuskan untuk mengeluarkan Omar dari Komite Urusan Luar Negeri.
Partai Republik mengutip pernyataannya pada 2019 yang kemudian dia telah minta maaf. Hanya satu orang dari Republikan yang memilih "hadir".
Omar, yang tiba di Amerika Serikat sebagai pengungsi dari Somalia, adalah satu-satunya anggota Kongres kelahiran Afrika dan satu-satunya Muslimah di DPR Amerika Serikat. Dia akan menjadi Demokrat teratas di subkomite Afrika untuk panel urusan luar negeri.
Partai Republik, yang memenangkan suara mayoritas tipis DPR dalam pemilihan November setelah bertahun-tahun menjadi minoritas, mengatakan mereka menginginkan Omar, anggota DPR periode ketiga, keluar dari Komite Luar Negeri.
Salah satu pernyataan yang dianggap 'bermasalah' terjadi pada 2019, yang mana dia menulis sebuah unggahan di Twitter berbunyi, "Ini semua tentang bayi Benjamins." Hal ini menunjukkan pendukung Israel dalam politik Amerika Serikat dimotivasi uang daripada prinsip.
Benjamin Franklin, yang tanda tangannya pada Deklarasi Kemerdekaan 1776 dan Konstitusi Amerikat Serikat 1787 memberinya reputasi sebagai bapak pendiri, digambarkan pada uang kertas 100 dolar AS.
Baca juga: Mualaf Prancis William Pouille, Kecintaannya kepada Arab Saudi Mengantarkannya ke Islam
"Kata-kata penting, retorika penting. Itu mengarah pada bahaya. Anggota kongres dimintai pertanggungjawaban atas kata-kata dan tindakannya," ujar salah satu representasi dari Partai Republik, Mike Lawler, selama proses debat di DPR.
Omar dan Demokrat lainnya mengatakan pernyataan itu dibuat bertahun-tahun yang lalu. Dia juga telah menghapus unggahan tersebut dan meminta maaf pada saat itu juga.
Dilansir di TRT World, Jumat (3/2/2023), Omar mengatakan di masa lalu, pasukan Amerika Serikat dan negara-negara lain harus memiliki standar akuntabilitas yang sama ketika tindakan mereka melukai atau membunuh warga sipil.
Pemecatan yang dipimpin Ketua DPR Kevin McCarthy, dipandang Demokrat sebagai balas dendam atas pemungutan suara mereka pada 2021.
Kala itu, DPR mencopot dua perwakilan Partai Republik Marjorie Taylor Greene dan Paul Gosar dari tugas komite mereka, setelah mengeluarkan pernyataan yang menghasut.
Gosar telah mengunggah video di media sosial, yang menunjukkan dia muncul untuk membunuh anggota DPR lainnya, Perwakilan Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez.
McCarthy telah memberikan penugasan komite kepada Greene, Gosar, serta George Santos, perwakilan yang baru terpilih yang mengaku mengarang sebagian besar resumenya.
Santos untuk sementara menjauh dari penugasan tersebut, sambil bekerja untuk menjernihkan pertanyaan tentang etikanya.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, seorang Demokrat, mengatakan kepada wartawan sebelum pemungutan suara bahwa Demokrat mengutuk pernyataan "Benjamins" Omar.
"Telah ada pertanggungjawaban. Ilhan Omar telah meminta maaf. Dia mengindikasikan dia akan belajar dari kesalahannya dan membangun jembatan dengan komunitas Yahudi. Ini bukan tentang akuntabilitas. Ini tentang balas dendam politik," kata dia.
Sebelumnya, McCarthy juga menolak penugasan Demokrat Adam Schiff dan Eric Swalwell ke Komite Tetap Intelijen DPR. Keduanya memainkan peran utama dalam pemakzulan mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Sumber: trtworld